Kedekatan hubungan sesama rumpun Melayu juga tertumpu, karena kesamaan tradisi dan kedekatan geografis. “Hal inilah yang membuat Riau dan Kepri benar-benar terbuka bagi siapa saja,” kata Tenas Effendy.
Bahkan jika dibuat garis lurus sepanjang pantai timur dan gugusan kepulauannya, terdapat 232 desa yang berhadapan langsung dengan negeri jiran tersebut. Yang tidak kalah pentingnya, bahasa Melayu merupakan “lingua franca”. Sehingga bukan saja komunitas dari Singapura dan Malaysia yang menggunakannya, tetapi juga suku-suku lain di Indonesia.
Di saat masing-masing daerah di Indonesia teguh mempertahankan bahasanya sendiri, ternyata bahasa Melayu bisa diterima sebagai instrument komunikasi. Sehingga para pedagang dari luar, dapat bergaul dan bertutur kata tanpa mengalami kesulitan dengan penduduk setempat.
Bahkan dalam penglihatan sejarah nasional, bahasa Melayu mampu mempersatukan berbagai suku di Indonesia. Ada kemudahan-kemudahan dalam bertutur kata dan kalimat, Sehingga dalam berkomunikasi lebih lancar.
Halaman : 1 2 3 4 5 Selanjutnya