HARIANMEMOKEPRI.COM – Sepuluh tahun lalu atau tepatnya 2009, Muhammad Rudi kala itu sebagai anggota DPRD Batam melihat saat sholat Jumat para buruh galangan kapal selalu terburu-buru saat sholat Jumat.

Beberapa di antaranya menunggu hingga selesai, tetapi buru-buru pergi tanpa sempat berdoa. Rudi pun mencari tahu penyebabnya

Ternyata, para pekerja di pabrik dan galangan kapal di kawasan Batuaji karena dikejar waktu. Mereka takut terlambat kembali ke tempat kerja jika menunggu salat Jumat selesai, karena jarak antara masjid dan pabrik tempat buruh galangan kapal bekerja cukup jauh.

Peristiwa itu  membekas di benak dan hati Muhammad Rudi. Ia berniat membangun masjid terbesar di Batam di kawasan tersebut.

Ketika kemudian menjadi Wakil Wali Kota Batam pada tahun 2011, ia meminta lahan untuk pembangunan masjid di Kawasan Industri Tanjunguncang kepada Badan Pengusahaan (BP) Batam.

Permohonan tersebut baru disetujui dua tahun kemudian, dengan Pemko Batam memperoleh lahan seluas 4,2 hektare.

 

Tahun 2009, sepuluh tahun lalu, Muhammad Rudi, yang kala itu masih menjadi anggota DPRD Batam, merasa tergetar hatinya.

Ia melihat banyak buruh galangan kapal yang meninggalkan masjid sebelum salat Jumat selesai. Beberapa di antaranya menunggu hingga selesai, tetapi buru-buru pergi tanpa sempat berdoa. Rudi pun mencari tahu penyebabnya

Ternyata, para pekerja di pabrik-pabrik dan galangan kapal di kawasan Batuaji tersebut terburu-buru karena dikejar waktu. Mereka takut terlambat kembali ke tempat kerja jika menunggu salat Jumat selesai, karena jarak antara masjid dan pabrik tempat mereka bekerja cukup jauh.

Peristiwa itu terus membekas di benak dan hati Muhammad Rudi. Ia berniat membangun masjid terbesar di Batam di kawasan tersebut. Ketika kemudian menjadi Wakil Wali Kota Batam pada tahun 2011, ia meminta lahan untuk pembangunan masjid di Kawasan Industri Tanjunguncang kepada Badan Pengusahaan (BP) Batam. Permohonan tersebut baru disetujui dua tahun kemudian, dengan Pemko Batam memperoleh lahan seluas 4,2 hektare.

Pada tahun 2016, Muhammad Rudi dan Amsakar Achmad menjadi Walikota dan Wakil Walikota Batam. Mereka langsung merealisasikan rencana membangun masjid di kawasan dekat pabrik dan galangan kapal tersebut dengan memasukkannya dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Batam 2017.

Peletakan batu pertama dilakukan pada 30 April 2017. Niat Rudi delapan tahun lalu akhirnya terwujud. Acara peletakan batu pertama dihadiri almarhum ustaz Arifin Ilham dari Majelis Zikir Az-Zikra dan ribuan warga Batam. Arifin memimpin doa dan berharap masjid Agung Batam II itu diberkahi Allah SWT.

Kini, Masjid Agung Batam II yang bernama Masjid Sultan Mahmud Riayat Syah telah berdiri. Masjid ini tidak hanya melayani para pekerja pabrik dan galangan kapal, tetapi juga telah menjadi ikon Batam. Sebagai masjid terbesar di Sumatera, masjid ini kini menjadi tujuan wisata religi di Batam.