HARIANMEMOKEPRI.COM — Cyberbullying atau perundungan maya merupakan perilaku yang disengaja untuk menyakiti orang lain secara online. Tindakan ini dapat meninggalkan jejak digital seperti foto, video dan tulisan. Cyberbullying dapat berdampak emosional dan psikologis yang besar pada korban, terutama remaja.

Untuk memahami jenis cyberbullying dan dampaknya, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) RI bersama Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kepulauan Riau, akan kembali menggelar webinar literasi digital untuk segmen pendidikan di Kota Batam, Jumat (11/10/2024) pagi, pukul 09.00 WIB.

Mengusung tema Kenali Jenis Cyberbullying di Dunia Maya, diskusi online yang akan diikuti siswa dan tenaga kependidikan dengan cara menggelar nonton bareng (nobar) dari sekolah masing-masing itu, rencananya akan menghadirkan tiga narasumber.

Mereka adalah Analisis Media Pembelajaran BTIKP Dinas Pendidikan Provinsi Kepulauan Riau Lodeweik Binsar Togatorop, dosen literasi digital Universitas Dr. Soetomo (Unitomo) Surabaya Meithiana Indrasari, dosen Ilmu Komunikasi Universitas Negeri Surabaya (Unesa) Eko Pamuji, dan Yoga selaku moderator.

”Webinar ini juga dapat diikuti gratis dengan cara mengisi link registrasi peserta di https://s.id/RegPendidikanSumatera1110. Selain mendapat e-sertifikat, panitia juga menyediakan voucher e-wallet senilai Rp 1.000.000.- untuk 10 peserta yang mengajukan pertanyaan terbaik selama webinar,” tulis Kemkominfo dalam rilisnya kepada awak media, Kamis (10/10/2024).

Terkait tema diskusi, Kemkominfo menjelaskan, cyberbullying dapat terjadi di media sosial, platform chatting, platform bermain game, dan ponsel. Perilaku agresif secara berulang-ulang dari waktu ke waktu ini, umumnya dilakukan oleh seseorang atau kelompok terhadap seseorang yang dianggap tidak mudah melakukan perlawanan atas tindakan tersebut.

”Cyberbullying merupakan perilaku berulang yang ditujukan untuk menakuti, membuat marah, atau mempermalukan mereka yang menjadi sasaran,” jelas Kemkominfo dalam rilis.

Contoh jenis cyberbullying, menurut Kemkominfo, misalnya menyebarkan kebohongan tentang seseorang atau menyebar foto memalukan tentang seseorang di media sosial.

”Lalu, mengirim pesan atau ancaman yang menyakitkan melalui platform chatting, meniru atau mengatasnamakan sesorang, trolling atau pengiriman pesan yang mengancam, pengucilan, menghasut orang lain untuk membenci, memaksa anak untuk mengirim gambar sensual dan percakapan seksual,” imbuh Kemkominfo.

Untuk diketahui, webinar seperti digelar di Kota Batam ini merupakan bagian dari program Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) yang dihelat Kemkominfo. GNLD digelar sebagai salah satu upaya untuk mempercepat transformasi digital di sektor pendidikan hingga kelompok masyarakat menuju Indonesia yang #MakinCakapDigital.

Sampai dengan akhir 2023, tercatat sebanyak 24,6 juta orang telah mengikuti program peningkatan literasi digital yang dimulai sejak 2017.

”Kegiatan ini diharapkan mampu menaikkan tingkat literasi digital 50 juta masyarakat Indonesia hingga akhir 2024,” tambah Kemkominfo.

Tahun ini, program #literasidigitalkominfo mulai bergulir pada Februari 2024. Program makin cakap digital bertujuan meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memanfaatkan teknologi digital secara positif, kreatif, produktif, dan aman.

Kecakapan digital menjadi penting, karena – menurut hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) pengguna internet di Indonesia pada 2024 telah mencapai 221,5 juta jiwa dari total populasi 278,7 juta jiwa penduduk Indonesia.

Survei APJII juga menyebut, tingkat penetrasi internet Indonesia pada 2024 menyentuh angka 79,5 persen. Ada peningkatan 1,4 persen dibandingkan dengan periode sebelumnya. Tercatat, pada 2018, penetrasi internet Indonesia berada di angka 64,8 persen.

”Kemudian naik secara berurutan menjadi 73,7 persen pada 2020, 77,01 persen pada 2022, dan 78,19 persen pada 2023,” urai Kemkominfo.

Informasi lebih lanjut mengenai literasi digital dan info kegiatan yang terkait dapat diakses melalui website info.literasidigital.id, media sosial Instagram @literasidigitalkominfo, Facebook Page, dan Kanal YouTube Literasi Digital Kominfo.