Suku ini merupakan salah satu suku induk yang berkerabat dengan Suku Koto membentuk Adat Ketumanggungan yang juga terkenal dengan Lareh Koto Piliang.
Baca Juga: Taman Nasional Bukit Barisan Selatan Ditetapkan UNESCO Sebagai Warisan Dunia, Cek Faktanya
Menurut AA Navis, kata Piliang terbentuk dari dua kata yaitu Pele artinya banyak dan Hyang artinya Dewa atau Tuhan jadi Pelehyang artinya adalah banyak dewa. Ini menunjukkan bahwa di masa lampau, suku Piliang adalah suku pemuja banyak dewa, yang barangkali mirip dengan kepercayaan Hindu.
Suku Piliang ini mengalami pemekaran menjadi beberapa pecahan suku yaitu:
Piliang Guci (Guci Piliang di nagari Koto Gadang, Agam), Pili di Nagari Talang, Sungai Puar (Agam), Koto Piliang di nagari Kacang, Solok dan Lubuk Jambi, Kuantan Mudik, Riau, Piliang Laweh (Piliang Lowe) di Kuantan Singingi, Piliang Sani (Piliang Soni) di Kuantan Singingi, Riau dan nagari Singkarak, Solok.