HarianMemoKepri.com, Hukrim – Usia Warsini, 47, belum sampai kepala lima. Tapi karena sudah punya cucu, otomatis disebut nenek. Celakanya, sudah nenek-nenek tak tahu diri. Dia nekat tinggalkan suami untuk kabur bersama Pria Idaman Lain (PIL) -nya. Tambah celaka lagi, uang PKK Rp 1 juta yang dikelolanya selama ini sebagai bendahara digondol pula sekalian, Minggu, (22/7)
Usia 47 tahun sebetulnya belum begitu tua, kalau perempuan masih tergolong STNK (Setengah Tuwa Ning Kepenak – red). Tapi ketika sudah punya cucu, dengan sendirinya orang akal memanggilnya nenek, mbah putri atau yang ti. Dengan sebutan tersebut, sebetulnya terkandung pesan moral, bahwa sudah jadi nenek harus ingat umur, jangan berkelakuan aneh-aneh, seperti masih muda saja.
Mbah Warsini termasuk nenek-nenek yang tidak menyadari ‘kenenekannya’. Sudah punya cucu kelakuannya masih seperti ABG saja, doyan pacaran. Warga Tegalsari Candisari, Kota Semarang ini beberapa tahun lalu pernah masuk penjara sebulan gara-gara selingkuh dengan lelaki tetangga. Mestinya, status eks napi itu menjadikan dirinya tahu diri dan berhati-hati.
Yang terjadi bukan begitu. Meski pernah kena batunya, Warsini tidak kapok juga. Tak puas dengan pelayanan suami di ranjang, dia terus mencari kehangatan malam dengan lelaki lain. Yang lebih nendang, yang lebih josss, dan yang bikin Warsini merem melek minta tambah.
Pacar baru Warsini yang sekarang rupanya seorang PNS. Sebab keluarganya beberapa kali memergoki istri dari Pratomo (50), ini jalan dengan orang berseragam Korpri, dan orangnya itu-itu juga. Tapi karena jalan bareng belum bisa dijadikan bukti perselingkuhan, keluarga hanya mengamat-amati saja. Paling tidak hal ini sudah diinformasikan kepada Pratomo selaku pihak yang berkompeten sekaligus agak impoten saat ini.
Melihat kelakuan istri yang tidak ada kapok-kapoknya, sebetulnya Pratomo malu. Tapi karena cinta, apa pun jeleknya itu barang, ya tetap diopeni dan dirawati. Sebab jika sampai bercerai, malu sama anak cucu, sudah sama-sama tua kok jelalatan. Mau kawin lagi belum tentu dapat juga, karena ketuaannya. Mau ikut-ikutan beli rumah di Kalasan sekaligus janda Wina pemiliknya, duitnya kagak cukup.
“Ya mau gimana lagi mas, saya pun merasa malu dengan kelakuan istri saya yang tidak sadar diri,” ucap Pratomo di hadapan Polisi.
Akhirnya Pratomo harus bersabar. Mau tanya siapa PNS yang sering bareng dengan Warsini, tidak berani, karena takut istrinya tersinggung dan kemudian minggat. Ini senjata pamungkas perempuan ini. Asal sedang cekcok, langsung saja pergi ngeles tanpa pamit. Seminggu kemudian baru pulang, tanpa merasa bersalah bahwa telah menelantarkan suami sekian lama.
Di kala Pratomo dilanda kegalauan atas kelakuan istri, tahu-tahu Warsini minggat lagi. Dikiranya hanya seminggu seperti biasanya. Tapi ternyata, sudah 6 bulan tidak ada kabar beritanya. Takut terjadi apa-apa, tempat asalnya di Wonogiri disambangi, ternyata istrinya tidak pulang kampung. Lalu kemudian ada saksi mata yang mengatakan bahwa beberapa bulan lalu Warsini nampak naik bis bersama lelaki yang ciri-cirinya seperti yang sudah bikin heboh selama ini. Terpaksa Pratomo lapor polisi Polres Semarang, bahwa kehilangan istri.
“Saat ini kasus ini sedang kita tangani juga. Karena Suami Pelaku pun sudah melapor terkait hal ini. Juga ada dugaan bahwa uang Kelompok Ibu-ibu PKK Pun hilang yang selama ini yang dikelola pelaku,” ucap Kapolres Semarang, AKBP Agus Nugroho, S.Ik. (Red/GunTS/PK)