Dalam Al Qur’an surat AT Taubah ayat 36 yang artinya
“Sungguh bilangan bulan pada sisi Allah SWT terdiri atas dua belas bulan, dalam ketentuan Allah SWT pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi diantaranya empat bulan haram. Itulah (ketentuan) agama yang lurus. Janganlah kamu menganiaya diri kamu pada bulan yang empat itu. Perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana mereka memerangi kamu semuanya. Ketahuilah bahwa Allah SWT beserta orang-orang yang bertaqwa”.
Baca Juga: Satgas Operasi Patuh Seligi 2023 Polres Bintan Berikan Teguran Bagi Pengendara Bawah Umur
Kenapa Bulan Muharram disebut sebagai bulan Allah ? Padahal Bulan Muharram memiliki keutamaan yang sama atau lebih sedikit dengan bulan lainnya dibandingkan bulan Ramadhan.
Syekh Jalaluddin As Suyuthi mengatakan, bahwa kelebihan Bulan Muharram terletak pada namanya yang islami dibandingkan nama bulan hijriah lainnya. Nama bulan hijriah selain Muharram merupakan nama bulan yang dipakai pada zaman jahiliah.
Baca Juga: Pasar Puan Ramah Sepi Dari Pembeli, Begini Penjelasan Walikota Tanjungpinang
Sementara Bulan Muharram pada era masyarakat jahiliah dinamakan bulan Shafar Awwal, sedangkan bulan setelah Bulan Muharram disebut bulan Shafar Tsani. Saat Islam datang Allah menyebut Shafar Awwal dengan Bulan Muharram yang dinisbahkan dengan asma Nya.
Selain itu pada Bulan Muharram terdapat puasa Sunnah tingkatannya hanya satu level di bawah puasa Ramadhan. Artinya puasa di Bulan Muharram sangat di anjurkan, puasa tersebut dilakukan pada tanggal 9,10 dan 11 Bulan Muharram. Hal ini dijelaskan Syekh Jalaluddin As Suyuthi pada Syarah hadits atas shahih Muslim, Ad Dibaj fi Syarhi Shahihi Muslim Ibnil Hajjaj.***