Pendidikan

Cerita Akhir Hidup DN Aidit Pimpinan PKI, Setelah Ditembak Mati Tentara serta Jasadnya Tidak Ditemukan

64
×

Cerita Akhir Hidup DN Aidit Pimpinan PKI, Setelah Ditembak Mati Tentara serta Jasadnya Tidak Ditemukan

Sebarkan artikel ini
jepretan layar video yang membahas kisah hidup DN Aidit

HARIANMEMOKEPRI.COM — DN Aidit adalah adalah seorang pemimpin senior Partai Komunis Indonesia (PKI). Lahir dengan nama Achmad Aidit di Pulau Belitung, ia akrab dipanggil “Amat” oleh orang-orang yang akrab dengannya. Aidit mendapat pendidikan dalam sistem kolonial Belanda.

DN Aidit merupakan salah satu pimpinan senior di tubuh Partai Komunis Indonesia (PKI). PKI perlahan bangkit usai kegagalan pemberontakan Madiun 1948. Kebangkitan PKI tak lepas dari peran DN Aidit.

Pada tahun 1960-an, PKI di bawah kepemimpinan DN Aidit menjelma sebagai salah satu partai terbesar di Indonesia. PKI disulapnya menjadi partai komunis terbesar ketiga di dunia setelah Uni Soviet dan Republik Rakyat Cina (RRC).

Baca Juga: Berita Terkini Raffi Ahmad Video Call Cewek Lain diduga Mimi Bayuh Ketika Liburan Bareng Keluarga di Jepang

DN Aidit lahir pada 30 Juli 1932 dan tumbuh besar di Medan. Nama aslinya konon bukanlah DN Aidit, melainkan Achmad. Ia mengganti nama jadi Dipa Nusantara Aidit karena mengidolakan pangeran Diponegoro.

Pada prosesnya, karir politik DN Aidit perlahan melejit. Ia menjabat sebagai Ketua Komite Sentral (CC) PKI. Dirinya mengubah haluan PKI dari Uni Soviet ke RRC. Untuk makin memperkuat posisi PKI, ia menyiasati strategi dengan menempatkan penyusup ke dalam tubuh partai kompetitor saat itu.

DN Aidit diketahui dekat dengan Soekarno. Ia berhasil membujuk Soekarno agar memberikan jatah bagi orang-orang PKI di pemerintahan.

Baca Juga: Andre Taulany akan Hibur Bulan Ramdhan dengan Series Apose Tayang di Maxstream Inilah Info Selengkapnya

Rival paling kuat bagi PKI saat itu ialah Angkatan Darat. PKI punya cita-cita supaya para buruh dan petani dipersenjatai dengan bantuan senjata dari RRC. Aidit menyebut kelompok ini sebagai angkatan kelima.

TNI AD tidak sepaham dengan gagasan itu dan paling bersemangat menolak usul PKI. Selisih paham dan ideologi antara mereka membuat hubungan dua kelompok itu tidak akrab.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *