Opini

Petani Ujung Tombak Kedigdayaan Nahdlatul Ulama

34
×

Petani Ujung Tombak Kedigdayaan Nahdlatul Ulama

Sebarkan artikel ini
Dr. Lutfi Humaidi

HARIANMEMOKEPRI.COM — Puncak 1 Abad NU yang digelar di Stadion Gelora Delta, Sidoarjo pada Selasa 7 Februari 2023 dihadiri jutaan warga Nahdlatul Ulama (NU) dan muhibbin NU.

Acara resepsi 1 Abad NU yang digelar selama 24 jam nonstop ini juga dihadiri Presiden RI, Ir. H. Joko Widodo beserta Ibu Negara Iriana Joko Widodo, Wakil Presiden K.H. Ma’ruf Amin dan Ibu Wury Ma’ruf Amin.

Juga Presiden Kelima Megawati Soekarnoputri, Wakil Presiden Jusuf Kalla kesepuluh dan dua belas, Ibu Negara keempat Sinta Nuriya Abdurrahman Wahid, pimpinan lembaga tinggi negara, sejumlah menteri Kabinet Indonesia Maju, dan ratusan Ulama Internasional.

Baca Juga: MWC NU Batam Kota Ziarah Ke Walisongo Peringati Satu Abad Nahdlatul Ulama

Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) masa khidmah 2022-2027 yang dipimpin Rois Aam KH. Miftachul Akhyar dan Ketua Umum KH. Yahya Cholil Staquf mempunyai visi Merawat Jagad Membangun Peradaban.

Sedangkan tema Harlah 1 Abad NU yaitu “Mendigdayakan Nahdlatul Ulama Menjemput Abad Kedua Menuju Kebangkitan Baru”.

Dengan mengusung semangat 1 abad berdirinya Nahdlatul Ulama dan menyongsong kebangkitan baru di abad kedua, PBNU terus berusaha untuk merealisasikan agenda-agenda pengembangan ekonomi jam’iyyah dan jama’ah NU sebagaimana mandat Anggaran Dasar NU dan semangat para muassis (peletak dasar) NU.

Baca Juga: Perayaan Satu Abad NU, Presiden Jokowi : Memasuki Abad Kedua NU Tumbuh Makin Kokoh

Gus Yahya, sapaan akrabnya KH. Yahya Cholil Staquf saat menggelar acara Ngopi Bareng dengan Pemimpin Redaksi Media Nasional dan Koresponden Asing di Gedung PBNU Jakarta pada Rabu (1/2023) menjelaskan arti slogan Merawat Jagad Membangun Peradaban.

Merawat Jagat, kata Gus Yahya, memiliki makna memelihara kesentosaan, baik lingkungan hidup maupun tatanan kehidupannya supaya tidak terjadi kekacauan yang bisa menimbulkan kesengsaraan.

Sedangkan membangun peradaban berarti mengupayakan atau berupaya memberikan sumbangan-sumbangan agar dinamika peradaban umat manusia bisa mengarah pada keadaan lebih mulia yang sungguh-sungguh adil dan harmonis.

Baca Juga: 60 Orang Warga NU Menginap di GPIB Selama Menghadiri Acara 1 Abad Nadlatul Ulama di Sidoarjo

Tema Harlah 1 Abad NU “Mendigdayakan NU Menjemput Abad Kedua Menuju Kebangkitan Baru”. Gus Yahya menjelaskan, mendigdayakan NU berarti mengembangkan kapasitas NU supaya mampu menghadirkan kontribusi terhadap kehidupan umat manusia secara keseluruhan.

Sementara menjemput abad kedua bermakna upaya PBNU untuk membangkitkan imajinasi bahwa momentum melangkahkan kaki ke gerbang abad kedua adalah momentum yang penting bukan hanya secara faktual, tapi juga secara spiritual.

Sedangkan menuju kebangkitan baru, Menurut Gus Yahya, berdirinya NU adalah fenomena kebangkitan.

Baca Juga: Korban Gempa Turki dan Suriah Mencapai 11 Ribu Jiwa, Seorang Pria Kehilangan Anak Istrinya

NU akan menjemput kebangkitannya yang kedua dengan cara yang baru, yaitu dengan mendigdayakan atau meningkatkan kapasitas memberikan kontribusi yang baik, konstruktif terhadap hidup umat manusia.

Sebagaimana dapat kita ketahui bersama bahwa Nahdlatul Ulama (NU) adalah ormas sosial keagamaan terbesar di Indonesia dan Dunia. NU memiliki basis massa mayoritas adalah petani yang berada di pedesaan.

Selain petani, masih ada juga pedagang dan nelayan serta profesi lainnya yang jumlahnya lebih sedikit dari basis massa NU yang berlatar belakang petani.

Baca Juga: Puncak Peringatan Satu Abad NU di isi Musisi Ternama Salah Satunya Slank

Maka dari itu, sudah seharusnya NU memberikan perhatian lebih kepada petani melalui pemberian pelatihan, peningkatan kapasitas, dan pemberdayaan petani dan sektor pertanian.

Dengan demikain petani akan bangkit dan mampu menjadi ujung tombak dari kedigdayaan NU.

Petani menempati posisi pertama sebagai pilar ormas NU yang berfungsi menyangga perekonomian Nahdliyin bahkan juga perekonomian negara.

Baca Juga: Jokowi Ikuti Jalan Sehat Sepanjang 3,4 Km Dalam Peringatan 1 Abad NU

Presiden Sukarno menyebut petani merupakan akronim dari penyangga tatanan Negara Indonesia yang seolah melegitimasi peran petani dalam strata kehidupan bernegara.

Hadratus Syaikh KH Hasyim Asy’ari bahkan pernah mengingatkan kita semua tentang pentingnya kedudukan petani di negeri ini. Bahwa pertanian tidaklah berdiri sendiri tetapi bagian dari kemajuan dan tatanan sebuah bangsa.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *