GMT 8 April 2024 ini akan dapat disaksikan di Meksiko, Amerika Serikat, dan Kanada.

Sayangnya, Indonesia tidak dapat menyaksikannya karena pada saat GMT berlangsung, wilayah Indonesia akan berada di sisi gelap bumi (malam hari).

GMT terakhir terlihat di Indonesia pada tanggal 16 Maret 2016. GMT yang akan datang, terjadi lagi pada tanggal 23 Agustus 2044.

BMKG akan memantau aktiftas matahari secara realtime dengan peralatan-peralatan magnet bumi yang terpasang di 21 lokasi di Indonesia.

Analisa dilakukan setelah kejadian akan terekam di peralatan-peralatan kemagnetan bumi di Indonesia.

Oleh karena itu, BMKG menyimpulkan bahwa tidak ada kaitan langsung antara ledakan matahari dengan kejadian gerhana matahari total (GMT).

Hanya saat terjadinya GMT tanggal 8 April 2024, daerah yang terdampak GMT akan menyaksikan fenomena alam ledakan di matahari.

BMKG selalu memantau aktiftas matahari berupa monitoring kemagnetan bumi secara
realtime dari 21 lokasi.

Dampak dari ledakan matahari berupa badai magnet bumi ini relatif aman untuk wilayah Indonesia yang berada pada lintang rendah.

Ini karena perisai bumi dari pengaruh radiasi partikel angin matahari (magnetosfer bumi) terkuat pada lintang rendah.