Opini

Dilema Bagi Seorang Perantauan Anak Kost Saat Bulan Suci Ramadhan Tiba, Jauh Dari Keluarga

36
×

Dilema Bagi Seorang Perantauan Anak Kost Saat Bulan Suci Ramadhan Tiba, Jauh Dari Keluarga

Sebarkan artikel ini
Aisyah Abdiriana Mahasiswi Program Studi Sosiologi STISIPOL Raja Haji Tanjungpinang

Selama Bulan Suci Ramadhan, keberkahan banyak didapatkan oleh setiap insan, bahkan pedagang pun senantiasa mendapatkan keberkahan, segala makanan yang dijualnya selama ramadhan ikut menjadi laris dan habis, Masya Allah. Begitu banyak kemuliaan yang dikasi Allah SWT pada Bulan Suci Ramadhan.

Dalam sebuah Hadits dikatakan bahwa “Sepuluh hari pertama pada Bulan Suci Ramadhan adalah Rahmat, sepuluh hari kedua adalah ampunan dan sepuluh hari ketiga adalah pembebasan dari api neraka”. Dan Selain itu. Nabi Muhammad SAW bersabda:

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Artinya : “Barang siapa yang berpuasa Ramadan dengan iman dan ikhlas, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lewat. (HR. Bukhori Muslim).

Baca Juga: Pemprov Kepri Lakukan Seleksi PPAN 2023, Begini Persyaratannya Bagi Peserta

Bulan Suci Ramadhan mendidik kita untuk selalu sadar. Selalu waspada, takut tertelan sesuatu. Khawatir terpandang yang dapat membatalkan puasa. Sadar untuk tidak bicara aib orang lain. Bersabda Nabi SAW

“Sesungguhnya puasa itu benteng. Apabila seseorang dari kamu berpuasa, maka janganlah berkata keji dan jahil. Dan kalau ada orang yang menyerang atau memakinya maka hendaklah ia mengatakan ‘Aku ini berpuasa! Aku ini berpuasa!” (Diriwayatkan Al Bukhori dan Muslim dari Abu Hurairah).

Menjaga lidah daripada perkataan yang sia-sia, berdusta, mengumpat, adu domba, berkata keji, berkata yang merusakkan silaturrahim, kata permusuhan, kata yang mengandung riya’.

Baca Juga: Pangkoarmada I Laksda TNI S Aldedharma Sambut Kedatangan Pengurus PPAL Dengan Penuh Akrab

Dan mengharuskan berdiam diri serta menggunakan waktu untuk berdzikir kepada Allah SWT dan membaca Al Qur’an.Puncak kesadaran saat ibadah puasa adalah ketika menjelang finish, benar-benar sadar dan dipastikan yang terdengar itu adalah adzan maghrib dari masjid, bukan dari handphone.

Sementara anak kost lebih memilih untuk memasak hidangan berbuka puasa maupun untuk menu sahur. Karena ketika ingin beli, mereka harus melihat kondisi keuangan.

Jika beli lauk pauk terus menerus juga tidak enak, boros, padahal di Bulan Suci Ramadhan ini seharusnya kita dapat berhemat, karena kita tidak berbelanja pada waktu pagi sampai dengan sore sebelum Adzan Maghrib.

Baca Juga: Pangkoarmada I Laksda TNI S Aldedharma Sambut Kedatangan Pengurus PPAL Dengan Penuh Akrab

Lebih baik dan lebih sehat memasak sendiri, Terkadang bahkan mie instan pun selalu jadi menu andalan ketika teman-teman malas masak dan tidak mau ambil ribet. Selain itu, ketika sudah merasa sedikit bosan dengan buka puasa di kost, biasanya sih anak-anak kos berbondong-bondong mencari takjil dan buka puasa gratis.

Karena buka puasa gratis merupakan berkah Ramadhan bagi anak kos. Dimana tempatnya? Biasanya ada beberapa masjid yang setiap harinya selama Bulan Suci Ramadhan menyediakan takjil dan buka bersama di masjid.

Bulan Suci Ramadhan perlu dimanfaatkan sebaik-baiknya, termasuk oleh para anak kos atau mahasiswa. Tidak lupa juga untuk menunaikan ibadah-ibadah lain sendiri selama di perantauan. Sebagai bulan penuh berkah,

Baca Juga: Kenalan Lewat Aplikasi WALLA, Pelaku Pencabulan Anak dibawah Umur Sesama Jenis Dibekuk Polisi

Jadikan momen Bulan Suci Ramadhan ini tidak berlalu begitu saja tanpa makna. Tidak mudah memang jauh dari orang tua.

Harus mandiri, yang biasanya bangun sahur udah ada makanan yang tersedia dan pada saat ngekos mau gak mau harus mandiri, apa-apa harus sendiri (masak sendiri, cuci baju sendiri, beberes sendiri).

Awalnya sulit tapi lama-kelamaan jadi terbiasa, proses pendewasaan diri, karena tidak selamanya juga kita harus berharap terus dari orang tua. Selain digunakan untuk beribadah.

Baca Juga: Kunjungan Menkopolkam Mahfud MD di Batam Mendapat Apresiasi Dari PMKRI Batam

Waktu juga bisa diisi dengan berbagai aktivitas yang bermanfaat. Seperti, memanfaatkannya untuk menyelesaikan tugas-tugas kuliah. Sehingga ketika berbuka puasa, waktu bisa lebih dimanfaatkan untuk beribadah dan beristirahat.*** 

(Ditulis oleh: Aisyah Abdiriana Mahasiswi Program Studi Sosiologi STISIPOL Raja Haji Tanjungpinang)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *