Tekonologi – Celah di sistem YouTube dimanfaatkan oleh pemilik situs-situs porno buat menyimpan konten videonya. Celah tersebut mampu dipakai bagi menyimpan video porno, tapi tak muncul di YouTube. Adanya celah tersebut membuat pengelola mampu menyimpan segudang video secara gratis dengan memakai server dan bandwidth punya Google. Meski begitu, buat melihat konten video porno tersebut, dibutuhkan situs web dari pihak ketiga. Video-video tersebut diunggah dalam setting “private” sehingga tak dapat dilihat publik atau muncul di hasil pencarian search engine. Setting tersebut juga menon-aktifkan fungsi embed yg memungkinkan video di-posting di situs lain. Meski demikian, dikutip KompasTekno dari TorrentFreak, Rabu (25/2016), dua situs menemukan cara bagi memutar video yg diunggah diam-diam itu di layanannya, dengan melakukan streaming data mentah dari googlevideo.com, domain yg dimiliki Google. Dengan memiliki hosting video di YouTube secara diam-diam, maka pemilik situs video porno mampu melakukan penghematan dengan tak membangun server sendiri, sembari menghasilkan uang dengan memberi akses ke video porno tersebut. YouTube sendiri melarang konten seksual eksplisit seperti pornografi di layanannya. Juru bicara YouTube menyampaikan perusahaan sudah mengetahui celah di dalam layanannya itu dan sedang mengambil tindakan. “Kami memiliki tim di segala dunia yg mampu menandai konten, tidak peduli itu konten privat, publik, atau yg tak mau didaftarkan (unlisted), konten yg melanggar kebijakan kalian mulai dihapus,” ujar juru bicara itu. Sumber: tekno.kompas.com