Penyebab Ribuan Ikan Terdampar di Kepulauan Seribu

Avatar of Aida Syafitri

- Redaktur

Jumat, 23 Desember 2022

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ribuan ikan melompat-lompat di dermaga sekitar perairan Pulau Bidadari

Ribuan ikan melompat-lompat di dermaga sekitar perairan Pulau Bidadari

HMK, JAKARTA, — Ikan jenis tembang dilaporkan melompat-lompat ke daratan Pulau Bidadari pada Minggu (18/2022).

Kepala Sudin KPKP Kepulauan Seribu Devi Lidya mengungkapkan bahwa setelah mengonfirmasi kejadian itu, petugas langsung datang ke lokasi.

Penyebab terjadinya fenomena itu masih didalami oleh Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (KPKP) Kepulauan Seribu.

“Pada saat survei, tim kami mengambil sampel air dan ikan yang sempat disimpan oleh petugas Pulau Bidadari,” ungkap Devi kepada Kompas.com, Kamis (22/2022).

Menurut Devi, uji laboratorium membutuhkan waktu antara 8-10 hari. Sehingga, penyebab pasti ikan-ikan terdampar di Pulau Bidadari saat ini belum dapat terungkap.

Dugaan penyebab ribuan ikan terdampar Namun, Devi menduga, ada tiga faktor yang menjadi penyebab ribuan ikan itu melompat hingga terdampar di daratan. Pertama, fenomena alam karena peralihan musim.

Devi menerangkan, kondisi ini dapat disebabkan perbedaan suhu air laut dan salinitas atau tingkat keasinan yang lebih tinggi. “Ikan-ikan akan naik ke permukaan karena kekurangan oksigen.

Apalagi untuk jenis ikan tersebut merupakan jenis ikan permukaan, yang membutuhkan oksigen yang lebih serta ikan ini juga hidupnya berkelompok,” papar Devi.

Ikan tembang, lanjut dia, cenderung akan mencari tempat yang lebih dingin atau nyaman karena ketika suhu tinggi oksigen dalam air berkurang.

Kedua, adanya pergerakan arus masuk dengan perbedaan suhu dan salinitas yang tinggi.

Ketiga, karena fenomena itu terjadi saat malam hari, maka diduga ikan terdampar di Pulau Bidadari karena harmful algal bloom (HAB).

“Hal ini disertai dengan warna perairan agak kehijauan-hijauan,” tutur Devi.

Dari ribuan ikan yang terdampar di daratan Pulau Bidadari, kata Devi, pihaknya menghitung ada 4 kuintal ikan yang terkumpul.

Hal itu diketahui saat tim Sudin KPKP Kepulauan Seribu menyurvei lokasi ikan lompat-lompat. “Jenis ikan yang terdampar adalah tembang.

Perairan di sekitar (pulau) cukup bening, jumlah ikan yang terdampar hampir sembilan karung atau sekitar 4 kuintal,” kata Devi.

Ratusan ikan terdampar secara tiba-tiba juga sempat terjadi di Pulau Onrust, Kepulauan Seribu, pada 29 November 2022.

Berdasarkan video yang diperoleh Kompas.com dari salah satu warga, ikan-ikan kecil itu tampak terkapar di pinggir dermaga.

“Panen ikan, panen ikan. Ikan pada naik, ini adalah rezeki di Onrust,” ujar perekam video yang tak diketahui identitasnya tersebut, dikutip Rabu (30/202). “Panen, panen,” kata warga yang lain.

Devi juga membenarkan video naiknya ikan jenis tembang ke dermaga Pulau Onrust kala itu. Kemudian, pihaknya mengambil sampel air dari tiga pulau.

“Di lapangan kami lihat perairannya seperti hijau sejak hari Minggu, sedangkan Sabtu beberapa hari sebelumnya air putih kebiruan,” tutur Devi.

Dari hasi pengujian air di Pulau Onrust, Pulau Cipir, dan Pulau Bidadari saat itu, diketahui bahwa senyawa amonia, nitrat, dan fosfat tidak memenuhi parameter standar baku mutu air laut.

“Pada hasil uji fisik dan kimia air di perairan Kepulauan Seribu terdapat beberapa parameter yang tidak memenuhi standar,” jelas Devi, Senin (5/2022).

Parameter yang tak memenuhi standar itu, air Pulau Cipir mengandung nitrat 10 miligram per liter (mg/l), dan fosfat 0,5 mg/l.

Pulau Onrust mengandung amonia 0,5 mg/l, nitrat 10 mg/l, dan fosfat lebih dari 2 mg/l.

Sementara itu, Pulau Bidadari sampel airnya mengandung nitrat 10 mg/l dan fosfat 0,5 mg/l.

Merujuk pada Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 51 Tahun 2004 tentang Baku Mutu Air Laut, kandungan senyawa kimia untuk biota laut, terutama fosfat, standarnya 0,015 mg/l, nitrat 0,008 mg/l, dan amonia 0,3 mg/l.

Mengutip studi berjudul “Konsentrasi Amoniak, Nitrat, dan Fosfat di Perairan Distrik Depapre, Kabupaten Jayapura” tahun 2018, amonia, nitrat, dan fosfat merupakan zat hara yang menunjang kesuburan perairan.

Namun, pada tingkatan tertentu konsentrasi senyawa di atas normal dapat berdampak negatif seperti menurunkan kandungan oksigen di perairan, menurunkan biodiversitas, dan meningkatkan risiko muncul maupun berkembangnya jenis fitoplankton berbahaya. (kompascom)

Editor : Aida

Berita Terkait

Siswi Asal NTT Jefifi Milda Tobe Raih Beasiswa Hukum dari WHN
Tiga Anggota Gugur di Way Kanan, Polri Gelar Sholat Gaib Nasional
Pangkoarmada I dan II Resmi Berganti, TNI AL Perkuat Komando Laut
Ketum WHN Siapkan Kader Perangi Korupsi di Indonesia
Dukung Program Makan Bergizi Gratis, Kapolri Resmikan Operasional SPPG Polri
Lapas Cipinang Tebar Kebaikan Ramadan Lewat Tradisi Berbagi Takjil
Polri: Tak Ada Toleransi untuk Preman Ormas yang Hambat Dunia Usaha
Lapas Cipinang Dorong Produktivitas Warga Binaan Lewat Program Ketahanan Pangan

Berita Terkait

Selasa, 18 Maret 2025 - 15:56 WIB

Siswi Asal NTT Jefifi Milda Tobe Raih Beasiswa Hukum dari WHN

Selasa, 18 Maret 2025 - 15:30 WIB

Tiga Anggota Gugur di Way Kanan, Polri Gelar Sholat Gaib Nasional

Selasa, 18 Maret 2025 - 13:06 WIB

Pangkoarmada I dan II Resmi Berganti, TNI AL Perkuat Komando Laut

Senin, 17 Maret 2025 - 18:05 WIB

Ketum WHN Siapkan Kader Perangi Korupsi di Indonesia

Senin, 17 Maret 2025 - 16:21 WIB

Dukung Program Makan Bergizi Gratis, Kapolri Resmikan Operasional SPPG Polri

Berita Terbaru