Nasional

Akhir Tahun Jadi Pilihan Teroris, Polisi Harus Ekstra Waspada

14
×

Akhir Tahun Jadi Pilihan Teroris, Polisi Harus Ekstra Waspada

Sebarkan artikel ini

HARIAN MEMO KEPRI, JAKARTA – Pengamat terorisme Al Chaidar menyebutkan, kelompok teroris biasanya memilih waktu akhir tahun untuk melakukan aksinya. Yang mereka sasar adalah momentum perayaan Natal dan Tahun Baru. Oleh karena itu, polisi harus bekerja ekstra keras untuk mengamankannya agar tak kecolongan. “Memang di akhir tahun ada dua perayaan besar yang dilakukan orang banyak yakni Natal dan Tahun Baru,” kata Al Chaidar saat dihubungi, Senin (26/2016). Polisi harus tetap meningkatkan kewaspadaan meski telah menangkap sejumlah terduga teroris beberapa waktu terakhir. Ia mengatakan, dalam aksinya, para teroris biasanya tak membedakan identitas keagamaan yang disasar. Bagi mereka, yang diperangi adalah masyarakat yang secara identitas keagamaan berbeda dan mereka yang secara identitas keagamaan sama, namun dianggap telah melenceng jauh dari identitas keagamaan para teroris. “Jadi memang polisi masih harus kerja keras mengamankan masyarakat hingga akhir tahun ini. Untuk pengamanan Natal sudah bagus dan tak ada gangguan, tapi masih harus waspada hingga penghujung tahun 2016,” lanjut Al Chaidar. Sebelumnya, pada Minggu (25/2016) kemarin, Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri menggerebek dua tempat terduga teroris di Ubrug, Jatiluhur. ( Baca Juga :Dua Terduga Teroris Di Purwakarta Tewas Di Tembak Densus 88 ) Dari penggerebekan tersebut, dua orang ditangkap bernama Ivan dan Rijal. Sementara itu, dua orang lainnya, Abu Sofi dan Abu Fais, ditembak hingga tewas karena melakukan perlawanan dengam senjata tajam. Saat penggeledahan, ditemukan banyak peralatan, seperti paku, timbangan, ponsel, buku dengan catatan tangan, dan modem. Dari rumah itu tidak ditemukan bahan peledak. Rikwanto mengatakan, dua pelaku yang diamankan mengaku mereka merupakan bagian dari kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD). Kelompok ini dipimpin oleh Aman Abdurrahman yang saat ini tengah menjalani hukumannya di Nusakambangan dalam sel isolasi.

Sumber: nasional.kompas.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *