Aneng juga menekankan pentingnya memperkuat komunikasi antarinstansi agar sistem peringatan dini benar-benar efektif.
Selain itu, Pemkab telah menyiapkan langkah antisipatif, seperti penambahan titik evakuasi di wilayah rawan, penguatan armada darurat, peningkatan kapasitas personel BPBD dan relawan, hingga memastikan ketersediaan logistik dasar di pos-pos siaga bencana.
“Apel ini bukan hanya seremoni, tetapi wujud kesiapan nyata dan pengingat bagi kita semua agar selalu siaga dalam kondisi apa pun,” tegas Aneng.
Ia juga mengimbau masyarakat, khususnya nelayan dan warga pesisir, agar selalu mengikuti informasi resmi dari BMKG serta tidak mudah percaya pada kabar yang tidak jelas sumbernya.
Mengingat posisi Anambas yang berada di tengah Laut Natuna, wilayah ini sangat rentan terhadap gelombang tinggi, angin kencang, dan hujan deras.
Rangkaian apel ditutup dengan pemeriksaan pasukan, pengecekan peralatan darurat, serta simulasi koordinasi antar instansi.
Melalui kegiatan ini, Pemkab Anambas berharap koordinasi lintas sektor semakin solid sehingga penanganan bencana akibat cuaca ekstrem di tahun 2025 dapat dilakukan lebih cepat, efektif, dan minim risiko.
Penulis : Wan Yudi
Editor : Indrapriyadi
Halaman : 1 2 3 Selanjutnya