“Acara Sembahyang Keselamatan Laut ini mengingatkan kita akan pentingnya menjaga ekosistem laut demi keberlangsungan hidup kita bersama,” jelasnya.

Gubernur Ansar menjelaskan bahwa Perlombaan Perahu Naga ini telah berjalan selama 133 tahun dan menjadi budaya yang telah melekat di Kepulauan Riau, khususnya di Tanjungpinang.

“Oleh karena itu, ke depannya event perahu naga ini tidak hanya dilaksanakan di Pelantar 3 saja, tetapi akan terus didukung, dipertahankan, dan dikembangkan bersama-sama,” terang Ansar.

Gubernur Ansar juga menekankan pentingnya melestarikan event perahu naga sebagai warisan budaya yang menghubungkan antar generasi.

“Semoga perlombaan perahu naga ini bisa menjadi ikon penting untuk pariwisata di Kepulauan Riau, khususnya di Tanjungpinang,” tambahnya.

Lebih lanjut, Gubernur Ansar menyebutkan bahwa Provinsi Kepulauan Riau merupakan provinsi yang heterogen dengan keberagaman suku, budaya, bahasa, dan agama.

“Dari pembukaan event ini, saya melihat semua masyarakat tumpah ruah hadir untuk melihat event ini, tanpa melihat suku, budaya, dan agama, tetapi bersama-sama hadir untuk mensukseskan event perahu naga ini,” jelasnya.