HARIANMEMOKEPRI.COM — Pasangan Calon (Paslon) Wali Kota dan Wakil Wali Kota Tanjungpinang, Rahma Rizha, merasa sangat puas dengan hasil debat Pilwako yang diselenggarakan oleh KPU Tanjungpinang di Hotel CK, Sabtu (19/10/2024) malam.

Dalam debat tersebut, Rahma Rizha mampu menjawab pertanyaan dari para panelis maupun pasangan calon lainnya dengan baik.

Di depan para pendukungnya, Rahma mengungkapkan bahwa hampir 50 persen dari program yang dijanjikan telah terlaksana selama satu periode masa jabatannya sebagai Wali Kota Tanjungpinang.

“Maka kita akan tetap melanjutkan, jika Allah berkehendak menjadikan kami kembali sebagai Wali Kota Tanjungpinang,” jelas Rahma dalam konferensi pers setelah debat Pilkada KPU Tanjungpinang.

Sementara itu, calon Wakil Wali Kota, Rizha Hafiz, menekankan bahwa debat ini adalah adu gagasan berdasarkan data, sehingga tidak ada ruang untuk klaim yang hanya berdasar pada asumsi.

“Apa yang kami sampaikan bersama Ibu Rahma logis, terukur, dan tidak keluar dari aturan yang ada. Kami siap membuat Tanjungpinang lebih maju lagi,” ujar Rizha, yang baru pertama kali mengikuti debat tersebut.

Selain itu, Rahma juga membahas persoalan pendidikan. Ia menekankan bahwa kewenangan Pemerintah Kota Tanjungpinang terbatas pada pendidikan dasar (SD dan SMP), namun ia berupaya membuat inovasi yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat.

“Salah satunya adalah program 1 tahun 1 dokter. Program ini tidak dibiayai dari APBD atau APBN, tetapi murni hasil kerja sama dengan Universitas Maritim Raja Ali Haji (Umrah). Pemko Tanjungpinang telah menghibahkan lahan untuk pembangunan Fakultas Kedokteran, sehingga saya berharap Umrah dapat memberikan beasiswa bagi satu anak setiap tahunnya,” jelas Rahma.

Rahma menegaskan bahwa anggaran dari dana Corporate Social Responsibility (CSR) bisa dimanfaatkan selama sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan untuk kepentingan masyarakat.

“Jadi, tidak ada yang mustahil. Seorang kepala daerah harus mampu membuat terobosan, tidak hanya bergantung pada APBD. Di situlah kemampuan seorang pemimpin diuji,” tambahnya.

Ia juga menekankan pentingnya estafet kepemimpinan yang bisa dirasakan oleh masyarakat luas, bukan hanya oleh segelintir orang.

“Saya ingin masyarakat tahu bahwa saya bukan bagian dari dinasti politik,” pungkasnya.