HARIANMEMOKEPRI.COM — Gempabumi yang mengguncang Turki dan Suriah menghancurkan seluruh bangunan serta banyak menelan korban jiwa.

Gempabumi besar melanda Turki dan Suriah tersebut, diikuti oleh gempa berkekuatan 5,8 SR pagi ini saat upaya penyelamatan untuk menyelamatkan korban yang terperangkap terus berlanjut, Rabu (08/2023) waktu setempat.

Di kota Hatay, Turki yang terkena dampak parah, penduduk tak berdaya berteriak saat jeritan dan teriakan orang-orang yang membeku di bawah reruntuhan memenuhi udara. Putus asa untuk mencapai mereka tepat waktu, penyelamat telah menggali dengan tangan kosong.

Baca Juga: Percayakah Kamu Dengan Cinta? Berikut ini Beberapa Mitos Harus di Hindari oleh Seseorang

Sebagaimana dikutip Harianmemokepri.com melalui website dailymail.co.uk menjelaskan seorang ayah yang berduka sedang memegang tangan putrinya yang berusia 15 tahun yang hancur sampai mati di bawah puing-puing sebuah bangunan di Turki dan Suriah telah diguncang oleh bencana gempabumi yang dahsyat

Jenazah gadis bernama Irmak dan meninggal pada Senin itu, tergeletak di atas kasur, remuk di bawah balok beton besar. Hanya tangan dan sebagian kecil wajahnya yang terlihat melalui celah sempit di reruntuhan rumah mereka.

Sisi lain UNICEF khawatir gadis itu bisa menjadi satu di antara ribuan anak yang tewas dalam krisis yang sedang berlangsung, dengan lebih dari 5.200 kematian dikonfirmasi sejauh ini di kedua negara. Puluhan lainnya terjebak di reruntuhan rumah mereka yang telah dihancurkan.

Baca Juga: Titi Kamal Rubah Rambutnya Jadi Pendek Sebahu, Warganel bilang mirip artis korea Song Hye Kyo

Sementara itu WHO memperingatkan pada hari Senin bahwa jumlah korban dapat mencapai 20.000, dan pada hari Selasa mengatakan 23 juta orang  termasuk 1,4 juta anak-anak dapat terpengaruh.

Tim SAR internasional telah berdatangan ke wilayah tersebut. Tetapi dengan kerusakan yang tersebar di wilayah yang luas, operasi bantuan besar-besaran telah berjuang untuk mencapai kota kota yang hancur, dan suara suara yang berteriak dari puing-puing menjadi sunyi.

Tim penyelamat juga menghadapi cuaca dingin, gempa susulan yang terus berlanjut, serta jalan yang rusak dan infrastruktur lainnya seperti listrik dan komunikasi.

Korban selamat yang tak terhitung jumlahnya masih terkubur di bawah puing-puing ribuan menara apartemen – banyak yang baru saja dibangun yang telah runtuh akibat guncangan sebelum fajar dan gempa susulan yang tampaknya tak henti-hentinya