Nasional

Densus 88 Antiteror Tangkap Tiga Terduga Teroris di Kampus UNRI

16
×

Densus 88 Antiteror Tangkap Tiga Terduga Teroris di Kampus UNRI

Sebarkan artikel ini
Densus 88 saat melakukan penangkapan terhadap tiga mahasiswa UNRI terduga Teririsme (foto. Ist)

HarianMemoKepri.com, Hukrim – Detasemen Khusus 88 Antiteror menangkap tiga terduga teroris dan menyita sejumlah barang yang diduga bom dari kampus Universitas Riau, Kota Pekanbaru, Sabtu (2/2018).

“Terduga tiga orang (teroris) yang berhasil diamankan itu, yaitu berada di kampus Unri,” kata Kapolda Riau Irjen Pol. Nandang saat jumpa pers di Mapolda Riau, Pekanbaru, Sabtu (2/2018) malam.

Dikutip dari batamtoday, bersama tiga terduga, kata Nandang, Densus 88 juga menyita sejumlah bom rakitan. Tiga orang yang ditangkap adalah alumni Universitas Riau. Ketiganya adalah alumni Universitas Riau pada tahun 2002, 2004, dan 2005. Mereka berinisial Z, B, dan K.

Terduga Z disebut alumnus Jurusan Pariwisata, sedangkan inisial B dan K adalah alumni Jurusan Komunikasi dan Administasi Negara FISIP Unri. “Terduga teroris ada tiga orang, barang yang diamankan berupa empat bom siap ledak. Yang merakit adalah alumni Universitas Riau Jurusan Pariwisata inisial Z,” kata Nandang menyebut peran Z dalam aksi itu.

Ia mengatakan, mereka sengaja menumpang tidur di mes Mapala (Mahasiswa Pencinta Alam) Sakai, dan merakit bom di dalam mes kampus itu. Terduga mengaku bom tersebut akan diledakan di Gedung DPR RI dan DPRD Riau.

Namun, Kapolda belum bisa mengatakan apakah rencana itu ada kaitannya dengan pengesahaan Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme menjadi UU. “Wallahualam, nanti tanya mereka,” kata Nandang.

Sebelumnya, Detasemen Khusus 88 Antiteror membawa sejumlah barang dari kampus Universitas Riau setelah melakukan penggeledahan, Sabtu siang.

Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisip) Universitas Riau, Safriharto terkejut terhadap penggeledahan yang dilakukan Densus 88 Antiteror Polri di salah satu gedung fakultasnya.

Safriharto mengaku tidak mengetahui secara persis terkait penggeledahan yang dilakukan secara tiba-tiba itu. “Kami terkejut semua ini, mohon maaf saya belum bisa kasih keterangan,” katanya, Sabtu (2/2018).

Dia juga mengatakan gedung tersebut selama ini digunakan secara normal oleh para mahasiswanya. Safriharto mengaku tidak pernah melihat adanya hal-hal mencurigakan yang dilakukan anak didiknya di gedung tersebut. “Selama ini tidak ada aktivitas mencurigakan di sini. Biasa- biasa saja,” tuturnya. (Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *