Nasional

Benarkah Jokowi Jadikan Istana Sebagai Gelanggang ‘Perang Sandi Yudha’?

22
×

Benarkah Jokowi Jadikan Istana Sebagai Gelanggang ‘Perang Sandi Yudha’?

Sebarkan artikel ini

HarianMemoKepri.com, Nasional – Resuffle kabinet yang dilakukan Presiden Jokowi, Rabu (17/1) ini, menempatkan dua jenderal di posisi terdekat pemerintahan. Jenderal (Purn) Agum Gumelar menjadi anggota Dewan Pertimbangan Presiden dan Jenderal (Purn) Moeldoko sebagai Kepala Staf Kepresidenan. Selain itu juga dilantik Idrus Marham sebagai Menteri Sosial dan Masdya Yuyu Sutisna menjadi KSAU. Masuknya dua jenderal senior itu kedalam lingkaran istana, melengkapi “kekuatan” Jokowi karena sudah ada Jenderal (Purn) Luhut Binsar Panjaitan (Menko Maritim) dan Jenderal (Purn) Hendropriyono (Watimpres). Mengapa Jokowi menghimpun begitu banyak jenderal perang di dalam Istana? Dilansir dari reportasenews.com, Agum (mantan Danjen Kopassus 1993-1994), Luhut (Pendiri dan Komandan Pertama Detasemen 81 Anti Teroris Kopassus 1981) dan Hendropriyono Komandan Detasemen Tempur 13 Kopassus dan Kepala BIN) adalah sesepuh Kopassus yang sangat dihormati. Mereka bertiga adalah jenderal seniornya yang sepak terjangnya di pasukan khusus itu, masih kentara jejak-jejaknya. Pengaruh ketiganya di dalam pasukan khusus itu, masih terasa dan tidak bisa diabaikan untuk merebut kesetiaan dari prajurit maupun keluarga Kopassus yang militan pada mantan komandannya. Moeldoko adalah salah satu jenderal terbaik. Lulusan Akmil 1981 ini meraih Adi Makayasa, terbaik di angkatannya. Menjadi Panglima TNI sejak era reformasi yang sangat dikagumi dan ditakuti pada lawannya. Para jenderal ini dihimpun untuk memperkuat Jokowi pada tahun-tahun kedepan, terutama dalam perang propaganda mengambilalih hati rakyat pada Pemilu 2019. Lawan Jokowi pada pemilu itu, diperkirakan masih Prabowo Subianto, tokoh Gerindra yang mempraktekkan ilmu penggalangan dan propaganda ala Kopassus yang biasa dipraktakan dengan nama Sandhi Yudha untuk membangun barisan pendukung politiknya. Keempat jenderal itu bahu- membahu menjepit sepak terjang Prabowo yang menghimpun kekuatan politik dengan cara-cara apapun termasuk isu SARA, yang sangat sensitif bagi NKRI. Perang bintang akan terjadi, berbagai teknik Sandhi Yudha kekuatan Hambalang yang menjadi keahlian Prabowo akan dijinakkan juga oleh ahlinya dari sesama Kopassus. Pemenang perang Sandhi Yudha itu, berhak menjadi Presiden Republik Indonesia. (Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *