HarianMemoKepri.com, Hukrim – Sudah 20 tahun menikah, tapi istri Suwandi (46), masih lugu di ranjang. Padahal dia ingin banyak fariasi. Begitu ketemu janda Wiwik (40), yang mampu menjawab seleranya, langsung saja istri diceraikan. Awalnya Daryanti (42), protes karena kasihan anak-anak, tapi apa daya syahwat sudah kandung jadi panglima.
Semakin tua usia perkawinan, suami istri sudah seperti kakak beradik saja. Tak lagi memikirkan pertandingan, yang ada tinggal persahabatan. Tapi ada juga lelaki yang masih menganggap syahwat sebagai panglima, sehingga ketika tak menemukan kepuasan di rumah dia pun mencari di luar rumah. Rumahtangga yang sudah dibangun beberapa dekade itu mendadak berantakan bagaikan tertimpa gempa NTB.
Suwandi warga Tambaksari Surabaya, menikah dengan Daryanti sejak 20 tahun lalu. Dari hasil kerjasama nirlaba itu telah lahir sejumlah anak, yang kini berangkat remaja. Mereka sedang getol-getolnya menuntut ilmu, dari yang masih SMP hingga kuliah di perguruan tinggi.
Tapi ternyata Suwandi yang sudah berusia menjelang kepala lima ini tak hanya memikirkan anak, tapi juga masih mau cari enak, terutama dalam urusan ranjang. Dalam pengamatan dan yang dirasakan selama ini, Daryanti istrinya terlalu lagu. Dia tak pernah mau diajak bervariasi seperti yang dilihatnya di video porno di internet. Ibarat main musik, bisanya lagu kroncong ya tetap kroncong, tak mau sekali pakai lagu pop atau jaz.
Kadang Suwandi merasa kesal, istrinya di ranjang sudah seperti batang pisang, diam dan dingin. Dia pernah memberikan buku-buku tentang membina rumah tangga yang bahagia, tapi Daryanti tak pernah mau baca. Maklum, jika ada majalah pun yang dilihat hanya sekitar resep masakan dan mode.
Sekali waktu Suwandi kenalan dengan janda bohay, Wiwik. Lihat body dan penampilannya sangat menggiurkan, diajak ngobrol topik apa saja juga nyambung. Jadilah Suwandi akrab sama dia, bahkan ketika hubungan itu semakin intim, diajak masuk hotel juga tak keberatan. Di ranjang hotel inilah, Wiwik memang nyata benar bedanya. Dia sangat liar permainannya, mampu menjawab tantangan kenikmatan Suwandi.
Sejak itu Suwandi jadi hambar di rumah, karena telah menemukan solusi. Jika berbagi cinta bersama istri, kembali menemukan pelayanan yang itu-itu. Ingin dia memberi masukan pada istri, tapi bagaimana caranya? Apa mungkin bilang, “Mbok seperti Mbak Wiwik itu lho,” kan sama saja bunuh diri, karena jadi ketahuan belangnya.
Memang Suwandi tak pernah cerita “temuan” barunya itu. Tapi sekarang Wiwik bagaikan oase di padang pasir bagi dirinya. Apa yang tak didapatkan di rumah, bersama janda Wiwik semuanya bisa. Maka asal ketemu ya……lanjutkan! Ingin sekali Suwandi memiliki Wiwik juga, tapi mana mungkin istrinya mau dipoligami. Lagi pula Suwandi juga menyadari, dirinya hanya kuat di onderdil tapi lemah di materil.
Tapi lama-lama permainan Wiwik memang memabokkan, sehingga Suwandi sampai pada keputusan, harus memilih Wiwik dan mengorbankan istrinya. Bagaimana dengan anak-anak? “Ah, mereka kan sudah dijamin rejekinya masing-masing oleh Allah Swt, “ kata batin Suwandi, tiba-tiba mengecilkan masalah.
Suwandi pun berterus terang, ingin menceraikan Daryanti. Awalnya dia tak mau, tapi setelah dibeberkan masalah sebenarnya, terpaksa dia pasrah. Habis bisanya memang seperti itu kok dipaksa macam-macam, ya angkat tanganlah. (Red/GunarsoTs)