Anambas — Kabupaten Kepulauan Anambas memiliki begitu banyak potensi yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber penghasilan masyarakat.

Termasuk sektor perikanan di sepanjang Pesisir Siantan Timur.

Namun sayang, para nelayan sebagai pahlawan penyumbang PAD ini masih menemui kendala dalam memenuhi kebutuhan Es Balok untuk bahan baku pengawet ikan.

Hal itu, dialami Nelayan di Kecamatan Siantan Timur, Kabupaten Kepulauan Anambas, yang sangat membutuhkan Pabrik Es.

Karena sering mengalami kesulitan mendapatkan Es Balok.

Salah seorang pelaku usaha penampung ikan di Desa Nyamuk, Mus mengeluhkan selalu mengalami kekurangan es balok untuk kebutuhan para nelayan melaut.

“Kita sering kekurangan es balok, saya sendiri saja dalam satu Minggu butuh sekitar 12 ton untuk kebutuhan anak buah saya melaut,” kata Mus kepada awak media, Senin (11/2021).

Mus menyebutkan, dalam satu bulan Desa Nyamuk saja membutuhkan es balok hingga ratusan ton.

“Desa Nyamuk ada 9 orang penampung ikan, sebulan kita membutuhkan minimal 200 ton kalau cuaca baik,” jelasnya.

Selama ini, kata Mus, kebutuhan es balok yang dibeli dari pabrik es yang berada di Tanjung Tebu dan Antang, Desa Tarempa Timur Kecamatan Siantan tidak mencukupi.

“Kebutuhan es balok tidak cukup yang ada di pabrik es Tanjung Tebu dan Atang. Kita sering ngantri sampai dua hari baru dapat. Dan kerugian bagi kita, karena belum ada es balok nelayan belum bisa melaut,” ungkapnya.

Mus mengatakan untuk proses pembelian ke pabrik es tersebut mengeluarkan biaya cukup besar.

“Untuk biaya membeli bahan bakar menuju ke Antang Desa Tarempa Timur minimal dua jerigen solar atau Rp 420 ribu, itu dengan motor (pompong) pribadi, sedangkan harga satu ton es balok Rp 600 ribu,” tuturnya.

Sementara itu, Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kecamatan Siantan Timur Hambibi meminta Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas membangun pabrik es daerah itu untuk meningkatkan produktifitas nelayan.

“Hal ini sudah lama dikeluhkan nelayan disini, pembangunan pabrik es itu sangat dibutuhkan, minimal dibangun pabrik es mini di Kecamatan Siantan Timur,” ucapnya.

“Es batu (balok) merupakan bahan baku untuk pengawet dari hasil tangkapan ikan para nelayan sebelum dan sesudah melaut,” ungkapnya.

Kondisi ini, kata Hambibi akan terus menyulitkan nelayan setempat untuk meningkatkan hasil tangkapannya.

Lebih jauh Ia mengatakan, daerah pesisir di Kecamatan Siantan Timur memiliki kekayaan laut yang sangat luar biasa, dimana memang belum dikelola secara maksimal dengan teknologi yang mendukung dalam upaya meningkatkan penghasilan para nelayan, dan menjaga kualitas ikan hasil tangkapan agar tetap segar.

“Kami berharap pemerintah fokus pada bidang perikanan dan kelautan. Belum lagi soal penyediaan alat-alat tangkap hingga motor (pompong). Terbatasnya kemampuan nelayan belum ditunjang penuh melalui program yang dapat membantu meningkatkan kesejahteraan mereka,” harapnya.