HARIAN MEMO KEPRI, TANJUNGPINANG – Terkait adanya dugaan intervensi Oknum DPRD Kabupaten Bintan yang berinisial ‘Y’ dalam Pilkades Bintan Buyu yang “Memaksa” Calon Kepala Desa Bintan Buyu Nomor Urut 2, Khafizul Anhar untuk menang, kini menuai polemik. Salah satu oanitia desa yang menolak untuk ikut dalam rekapitulasi ulang oleh Panitia Kabupaten, mengatakan adanya “Niat yang kuat” dari Pihak Panitia Kabupaten untuk mengambil alih rekapitulasi yang telah terlaksana secara sah dan sesua peraturan perundang undangan pada Tanggal 27 April 2017 silam. “Sebelum ada pengambil alihan masalah ini, saya sempat di telpon orang yang tidak dikenal memaksa saya untuk menyerahkan semuanya ke panitia kabupaten, namun saya tetap bersikukuh untuk memegang sumpah saya selaku panitia desa, saya disumpah dengan Alquran untuk mempertahankan suara masyarakat Desa Bintan Buyu, apalagi saya tahu Bahwa BPD juga secsra tidak langsung menolak rekapitulasi awal dengan alasan yang tidak jelas, “Ujar.salah satu Panitia.Desa yang meminta untuk tidak di sebutkan namanya Kepada HARIANMEMOKEPRI, Senin, (12/2017). Saat ditanya tentang kenapa menyerahkan masalah ini kepada Panitia Kabupaten, ia mengaku saat ini hanya memikirkan keselamatan keluarganya tercinta dari teror orang yang tidak dikenal. “Saya ini orang susah, dan jika terjadi sesuatu terhadap saya, lalu siapa yang akan mengurus keluarga saya, saya berharap ini segera terbula lebar, karena ini suara dan hak dari Masyarakat Bintan Buyu yang direnggut secara paksa, oleh karena itu, hingga saat ini saya tetap tidak bersama mereka (Panitia Kabupaten-red),”katanya. Pada awalnya, Sempat terjadi perdebatan antara Panitia Desa dengan panitia kabupaten yang diketuai Asisten Bupati Bidang Administrasi dan Umum, Ismail serta Kabag Pemerintahan Setda Bintan Bambang Sugianto. Dan dikatakan juga, Bahwa Kunci Kotak suara diberikan setelah tiga panitia desa yang mundur dalam kepanitiaan dan menyerahkan masalah kepada Supriyono dan dua orang panitia desa yang masih lanjut dalam kepanitiaan untuk menyelesaikan tahapan pilkades, dan diduga mereka juga mendapat kan Intimidasi yang luar biasa dari pihak luar. “Dengan berat hati kami menyerahkan ini (anak kunci) kepada saudara Supriyono, dan saya yakin panitia desa yang mengikuti mereka juga mendapat intimidasi,” ujarnya. Sementara itu, Supriyono dan dua panitia desa yang memilih ikut bersama Panitia Kabupaten, sempat merasa ragu, jika ini merupakan “Perangkap” untuk “menumbalkan” mereka dalam rekapitulasi kedua, dikarenakan Ketua Panitia Desab beserta 3 orang lainnya mundur dari kepanitiaan. “Yang saya dengar, mereka (Supriyono dan Kedua rekannya-red) di pujuk habis-habisan dengan panitia Kabupaten, bahkan mungkin kita duga juga mendapatkan intimidasi dan intervensi yang besar dari kekuatan oknum DPRD yang beking, itu jelas saat berlangsung rekapitulasi kedua yang membalikkan hasil suara Bapak Sunardi ke Bapak Khafizul Anhar secra telak,”pungkasnya. (CR003).