“Saya malah sempat menjadi Gharim Masjid. Namanya saja gharim, hari-hari kala itu banyak dihabiskan di masjid.Tentu saja dengan tidak mengabaikan tugas utama, yaitu belajar,” sambungnya.
Saat kuliah di lembaga Pendidikan Tinggi Agama Islam di Bukitinggi Sumbar (UIN Bukittinggi), keterkaitan batin Sabar AS untuk mengikuti berbagai kegiatan sosial tidak bisa dilepaskan begitu saja
“Bahkan ketika kuliah di Bukittinggi, saya pernah dipercaya menjadi Presiden Mahasiswa / Ketua BEM Kampus dan juga dipercaya sebagai Ketua HMI. Saat terjadi gelombang menuntut reformasi di tahun 1998, Saya juga ikut turun ke jalan menyuarakan tuntutan masyarakat. Sang Pejuang Reformasi bersama Prof. Amin Rais,” katanya.
Bagi Sabar AS, semua rangkaian pengalaman untuk terlibat di dalam aneka kegiatan sosial merupakan modal social (social capital) yang secara langsung atau tidak langsung telah membentuk kepribadian dan karakternya.
“Saya menjadi pribadi yang respon dan peduli serta tidak apatis terhadap apa pun yang terjadi di sekitar saya. Saya menjadi makhluk sosial yang harus ikut ambil bagian dan memberi kontribusi serta beramal nyata sepanjang yang bisa saya lakukan,” ungkap Sabar AS
Tinggalkan Balasan