Harian Memo Kepri | Jakarta – Sebuah pesan yang menyebutkan pengamanan polisi siaga 1 di gereja beredar di grup-grup WhatsApp. Polda Metro Jaya memastikan tidak pernah mengeluarkan informasi tersebut.
“Polda Metro Jaya nggak membuat (informasi tersebut). Itu hoax,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Argo Yuwono saat dikonfirmasi, Jumat (18/2019).
Informasi itu disebut-sebut bersumber dari Polda Metro Jaya. Informasi tersebut berisi sosialisasi untuk umat Kristen dan Katolik serta tersebar di aplikasi pesan singkat.
Lebih lanjut Argo mengimbau masyarakat tidak mudah percaya dan terprovokasi isu yang belum jelas kebenarannya. Masyarakat juga diminta tetap tenang dan menjalankan aktivitasnya.
“Jangan mudah percaya berita-berita yang belum tentu benar,” imbuh Argo.
Berikut ini isi pesan singkat itu:
POLDA METRO JAYA Menginformasikan kepada seluruh MAPOLDA di Indonesia:
DISOSIALISASIKAN Pada seluruh umat dan Rumah Ibadah Gereja pada khususnya.
Dalam Kondisi Siaga 1 Kepolisian Republik Indonesia.
UNTUK UMAT GEREJA
1. Umat di minta untuk tidak membawa tas besar/ransel di ibadah minggu;
2. Sebisa mungkin yang membawa sepeda motor untuk melepaskan helm atau Penutup kepala (Masker) ketika masuk ke halaman gereja.
3. Yang memakai kendaraan online tidak di perkenakan naik/Turun penumpang di dalam area gereja atau di bahu jalan di depan gereja.
4. Peduli dengan siapa disamping kiri kanan anda, dengan datang kegereja dan memberi salama dengan umat yang duduk di samping kanan kiri anda.
UNTUK PELAYAN BERTUGAS
1. Bertugas di pintu kiri dan kanan, sebisa mungkin kenali umat gereja anda
2. Perkecil ruang gerak. Dengan menutup pintu samping, jadi hanya pintu utama yang di buka.
3. Diharapkan semua rekan Majelis atau pelayan gereja melakukan tugasnya sesuai “Jadwal” dan bila berhalangan, supaya mencarikan pengganti agar komposisi yang bertugas sesuai Jumlah.
UNTUK SECURITY
1. Bahu jalan di depan Gereja harus “steril” dengan parkir Mobil
2. Pintu pagar gereja hanya dibuka, sebatas badan dan motor.
3. Masuk ke ruang Ibadah hanya melalui “Pintu Utama” Gereja, yang dijaga oleh Presbiter bertugas atau Relawan yang piket.
4. Pintu samping kiri Gereja ditutup, dan Security atau Relawan yang bertugas hanya membukanya bila dibutuhkan.
5. Jemaat yang naik turun dari kenderaan pribadi atau Angkutan Umum dihimbau supaya jangan turun persis di depan gereja
6. Dihimbau kepada umat yang naik Gojek, agar jangan turun di depan Gereja
7. Jemaat yang memakai motor, sebelum masuk gereja harus membuka helm dan penutup hidung (Masker)
Kapolda minta kewaspadaan semua umat dan gereja.
Sumber| Dok.| detikcom
Tinggalkan Balasan