Tanjungpinang – Terkait dengan relokasi pasar Bintan Center, para pedagang tradisional Bintan Center sepenuhnya menolak atas statement Walikota Tanjungpinang untuk merelokasi pedagang bagi yang tidak sanggup menyewa.
Hal tersebut disampaikan oleh Ibrahim selaku Ketua Asosiasi Pedagang Bintan Center mengatakan pada saat tahun 2003 para pedagang kaki lima dipaksakan masuk pasar Bintan Center oleh Pemerintah di zaman walikota Suryatati A Manan.
Setelah itu para pedagang diberikan solusi untuk digratiskan selama lima tahun tanpa ada pembayaran, namun pedagang tidak ada yang bertahan, yang bisa bertahan hingga detik ini sekitar 40-50 persen.
“Kalau masalah statement dari berita yang baca kemarin walikota mengatakan akan mengadakan relokasi pedagang pasar baru 1, pasar baru 2 dan potong lembu serta statament berikutnya walikota akan bekerjasama dengan PT akan membangun pasar baru di Galaxi ( Jln Rawasari Km 5 Bawah_red ). Kalau saya membaca itu bukan solusi yang diberikan kepada pedagang Bincen,” ujar Ibrahim.
Sekarang pada saat pedagang mendapatkan hasil, kontrak telah habis serta keluar surat edaran menyebutkan bahwa pasar Bincen akan dikelola sepenuhnya oleh pihak swasta.
“Memang kami tahu pasar ini dibangun oleh swasta sertifikat hak milik, tapi swasta tidak bisa semena-mena untuk mengambil pasar rakyat tanpa ada kerjasama pemerintah, Pasar ini juga menyangkut hak hidup orang banyak. Jadi dengan stigma walikota untuk merelokasi tersebut, kami seratus persen menolak untuk direlokasi bagi yang tidak sanggup menyewa,” jelasnya.
Yang dibutuhkan oleh pedagang saat ini, ia melanjutkan Pemerintah harus turun tangan dengan cara berdialog, negosiasi dan carikan jalan mufakat.
“Sampai detik ini pihak dari pemerintah belum ada menyurati kami untuk berdialog dengan mereka (pedagang_red). Jadi ini yang kami harapkan kalau memang pemerintah ingin mengadakan solusi tolong dengan waktu secepat ini saya atas nama ketua asosiasi pedagang Bincen akan bertanggungjawab untuk memperjuangkan seluruh pedagang yang ada di sini,” pungkas Ibrahim.
Tinggalkan Balasan