Tanjungpinang – Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Sumatera (P3ES) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melakukan sosialisasi percepatan pencapaian pengelolaan sampah dan pencapaian Kebijakan Strategi Daerah (Jakstrada) di Kota Tanjungpinang.

Sosialisasi yang dibuka Wali Kota Tanjungpinang, Rahma itu, di kantor Wali Kota Tanjungpinang, Senggarang, Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau, Kamis (10/2).

Pada kesempatan itu, Wali Kota, Rahma mengharapkan kepada dinas terkait agar benar-benar mengikuti sosialisasi tersebut dengan sebaik-baiknya.

“Apabila sudah memahami, Tanjungpinang bisa menjalankan strategi-strategi baik penanganan dan pengurangan sampah yang lebih efektif dan efesien,” ucapnya.

Rahma juga tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada dinas terkait dan seluruh masyarakat yang sudah sadar terhadap bagaimana menangani dan mengelola sampah.

“Ini tantangan kita bersama, kita tetap harus bisa lebih giat lagi dalam menangani persoalan sampah,” ajaknya.

Kepala Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Sumatera, Amral Fery menyampaikan bahwa, sosialisasi ini bertujuan untuk bagaimana bisa memproses serta mempercepat pengelolaan sampah yang ada di Tanjungpinang ini.

Memang, saat ini, Tanjungpinang dalam pengelolaan sampahnya sudah cukup bagus, baik dari segi pengurangan maupun pengelolaan sampah.

Namun untuk lebih efektif dan bisa lebih cepat lagi, maka pihaknya melakukan pendampingan dan akan memberikan strategi serta masukan.

“Sehingga Tanjungpinang ini bisa mencapai target yang ditetapkan secara nasional yakni dari sisi pengurangan 30% dan penanganan sampah 70% pada tahun 2025,” terangnya.

Sementara itu, Kepala DLH Kota Tanjungpinang, Riono mengaku optimis terhadap penanganan dan pengurangan sampah di Tanjungpinang akan semakin lebih baik lagi.

Mengingat, saat ini di Tanjungpinang untuk program pengurangan sampah, sudah ada sebanyak 46 bank sampah, yang pada tahun ini akan bertambah sekitar 7 bank sampah lagi.

“Berbicara pengurangan sampah, kita sangat bagus. Karena saat ini sudah ada bank sampah yang langsung dikelola oleh masyarakat,” jelasnya.

Mengenai penangangan sampah, tentu berbicara diranah pemerintah, baik pengangkutan maupun pengelolaanya.

“Penanganan sampah kita rendah, di tahun lalu hanya 59%. Hal ini terjadi karena sampah di masyarakat berkurang, sebab sudah dikelola masyarakat langsung. Sehingga kedepan tentu kita optimis bisa lebih baik lagi,” tambah Riono.