Tanjungpinang – Setiap kali turunnya curah hujan di Kota Tanjungpinang sebagai Ibukota Provinsi Kepri, selalu saja mengalami banjir pada beberapa ruas Jalan maupun sejumlah lokasi yang ada di Tanjungpinang.
Pada saat musim hujan tersebut juga langganan banjir ini belum dapat teratasi oleh Pemko Tanjungpinang itu sendiri, bahkan penggunaan drainase belum efektif untuk mencegah terjadinya banjir selama ini terjadi.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Kota Tanjungpinang Zulhidayat menjelaskan, bahwa banjir ini sebenarnya PR ( Pekerjaan Rumah ) utama bagi kami yang sering di sampaikan kepada masyarakat.
” Bagi saya di Dinas PUPR banjir merupakan tugas utama yang harus di selesaikan, tentu saja masyarakat harus menyadari bahwa masalah banjir ini bukan masalah bukan hanya terjadi kemarin saja bahkan banjir ini pada beberapa lokasi sudah terjadi puluhan tahun silam, ” jelas Zulhidayat, Rabu ( 29/09 ).
Ia menambahkan, langkah – langkah oleh Dinas PUPR dalam mengatasi masalah Banjir adalah mengidentifikasi pada suatu titik penyebab terjadinya banjir, kemudian baru bisa menemukan solusi dan anggaran yang di butuhkan.
” Pada tahun ini kami dengan di dukung oleh DPRD serta Pemko Tanjungpinang sudah melakukan identifikasi terhadap lima titik lokasi banjir, pertama kawasan Bintan Center, kedua kawasan Jala Bestari, ketiga kawasan sungai pocah, keempat kawasan Anggrek merah dan ke lima Kampung Kolam, ” lanjutnya.
Menurutnya, anggaran yang tersedia saat ini baru untuk mencukupi pada kelima kawasan tersebut, serta melakukan secara prioritas mengingat lokasi yang di maksud sering menjadi keluhan di tengah masyarakat.
” Dari identifikasi yang kami lakukan banyak hal yang diperoleh penyebab banjir pertama tentu saja penggunaan pola ruang mungkin tidak tepat, misalnya daerah itu kawasan genangan sehingga setiap curah hujan yang tinggi otomatis daerah seperti ini rawan banjir. Tapi sekali yang harus dilakukan sekarang ini bukan mencari kesalahan melainkan bagaimana mencari solusinya. Selain itu, ditemukan adanya sungai yang tidak sampai ke hilir atau putus di tengah jalan tidak sampai ke laut, ” terangnya.
Yang tidak kalah penting kata Zul, penyebab terjadinya banjir banyak dimensi lahan terbuka, bahkan sering menemukan sampah – sampah tidak pada tempatnya ada di badan air kita.
” Itu sesuatu yang sebenarnya bukan tempatnya seperti itu, namun itulah yang terjadi, nanti dari identifikasi ini kita akan coba memetakan dan simulasikan jika efektif kita akan implementasikan di lapangan, ” pungkasnya.
Tinggalkan Balasan