Harian Memo Kepri | Tanjungpinang — Kepala BPTP Balitbangtan Kepulauan Riau, Dr. Ir. Sugeng Widodo, MP., didampingi tim, Ahmad Misbah, SP., M.Sc. (Ka.Sie KSPP), dan Gokma Ampetua Siregar, S.TP. (Peneliti) melakukan koordinasi dengan Kepala Balai Benih Induk (BBI) Provinsi Kepulauan Riau, Nil Erison, S.TP, Senin (13/04).

Koordinasi ini membahas mengenai kegiatan strategis Kementerian Pertanian. Dalam upaya mendukung lumbung pangan di wilayah perbatasan Provinsi Kepulauan Riau, maka perlu adanya dukungan ketersediaan Kebutuhan benih.

Selama ini kebutuhan benih masih bergantung dari luar Provinsi Kepri. Untuk itu BPTP Kepri berinisiatif untuk membuat pengembangan benih sendiri yang akan diberi kemasyarakat dengan cost yang lebih murah.

Pengembangan dan produksi benih ini belum bisa dilakukan BPTP Kepri dikarenakan belum adanya kebun percobaan sehingga pengembangan produksi BPTP kepri akan bekerjasama dengan petani, baik dalam bentuk peminjaman lahan maupun sharing.



Sugeng Widodo mengatakan, BPTP kepri tidak mempunyai target membuat benih, ini dilakukan karena pengalaman BPTP kepri telah mengalami kesulitan mendapatkan benih.

“Saya kemarin harus mencari benih, terpaksa karena di Kepri tidak ada, maka saya membeli benih dari jawa dan kalimantan dengan anggaran sendiri, dan ternyata ongkosnya sangat mahal. Kadang juga benih tersebut tidak ada, bila memproduksi benih sendiri dengan mitra, tentunya benih yang kita hasilkan, dapat kita berikan kemasyarakat dengan biaya yang lebih murah. Kalau di jawa saat ada kebutuhan benih dapat bekerjasama dengan UPBS untuk mengurusi benih, dan bermitra dengan penangkar benih yang memiliki lisensi, tetapi di Kepri ini belum ada,”pungkasnya.

Dalam penanaman dan pengembangan benih, BPTP Kepri siap mendampingi sesuai standar persyaratan perbenihan dan menyiapkan dokumen kelengkapan sertifikasi. Hasilnya diharapkan bisa disertifikasi kemudian diseminasikan ke petani dan bisa digunakan.

Kepala BBI Nil Erison, S.TP., dalam koordinasi menyampaikan,“Saya sangat setuju dan mendukung pengembangan dan sertifikasi benih, sungguh sangat disayangkan apabila hasil panen kedelai hanya untuk langsung dikonsumsi nilai manfaatnya terputus, dengan menjadikan benih maka manfaat tersebut bisa berkelanjutan,” kata Nil Erison.

Terkait kerjasama perbenihan yang akan dilakukan diuji dengan penanaman dua varietas tanamanya itu varietas grobogan dan dega 1 dengan luas tanam 0,5 Ha, yang diharapkan bisa menghasilkan 450-500 kg benih.

Kepala BPTP Kepri, Dr. Ir. Sugeng Widodo, MP., dalam kesempatan tersebut juga memberikan benih kedelai yang diterima langsung oleh kepala BBI, Nil Erison, S.TP., yaitu 15 kg varietas dega 1 kelas benih SS dan 5 kg varietas grobogan. Varietas grobogan sendiri merupakan varietas lokal yang dilepas pada tahun 2008, dengan potensi hasil 3,4 ton/Ha dan umur panen kurang lebih 76 hari.

Untuk dega 1 merupakan varietas unggul yang memiliki potensi hasil tinggi, umur genjah, ukuran biji besar, dan beradaptasi luas. Dega 1 adalah keturunan persilangan varietas grobogan dan Malabar.

Selesai kegiatan koodinasi, tim BPTP Kepri juga mengambil sampel tanah dari lokasi calon lokasi penanaman kedelai untuk dilakukan uji di Bogor dan juga dengan PUTK sendiri. (red)