Bangladesh Menjadi Tempat Tujuan Mengungsi Hampir 20.000 Warga Rohingya

Avatar of Redaksi

- Redaktur

Kamis, 31 Agustus 2017

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Hampir 20.000 warga Rohingya melarikan diri ke Bangladesh dari Myanmar. Foto/Istimewa

Hampir 20.000 warga Rohingya melarikan diri ke Bangladesh dari Myanmar. Foto/Istimewa

DHAKA – Sedikitnya 18.500 Muslim Rohingya, telah melarikan diri ke Bangladesh dalam enam hari terakhir di tengah pertempuran baru di Myanmar barat. Banyak dari mereka yang tengah sakit dan beberapa lainnya menderita luka akibat peluru. Sementara Muslim Rohingya sebagian besar telah melarikan diri ke Bangladesh, umat Buddha Rakhine kebanyakan mencari suaka di kota dan vihara di sebelah selatan dan timur area pertempuran. Wanita Rohingya bersama anak-anak berlindung di sebuah hutan sebelum pindah ke sebuah tempat peralihan di perbatasan Bangladesh di perbatasan, Ghumdhum, Bangladesh, (28/8). (AP Photo/Mushfiqul Alam) Jumlah yang dikeluarkan oleh Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) pada hari Rabu terjadi di tengah meningkatnya kekhawatiran masyarakat internasional. “Sampai semalam, 18.500 orang telah datang melintas dari negara bagian Rakhine Myanmar,” ucap juru bicara IOM Asia Pasifik, Chris Lom, seperti dikutip dari Al Jazeera, Kamis (31/2017). Lom mengatakan angka pasti sulit didapat karena banyak dari mereka yang berhasil mencapai Bangladesh mungkin tidak mendaftar ke pemerintah setempat. “Kami juga tahu ada orang yang terjebak di perbatasan tapi kami tidak tahu berapa jumlahnya,” urai Lom. Wanita Rohingya duduk di tempat penampungan darurat di Ghumdhum, Cox’s Bazar, Bangladesh, (27/8). Bentrokan tersebut mengakibatkan 92 orang tewas, termasuk 12 tentara. (AP Photo / Mushfiqul Alam) Bangladesh telah berjanji untuk menolak pendatang baru dan telah mendeportasi beberapa dari mereka yang berhasil ditangkap di perbatsan. Bangladesh sendiri telah menampung sekitar 400.000 warga Rohingya yang telah meninggalkan Myanmar selama bertahun-tahun. “Mereka berada dalam kondisi yang sangat-sangat menyedihkan,” kata Sanjukta Sahany, yang mengelola kantor IOM di kota selatan Cox’s Bazar di dekat perbatasan. “Kebutuhan terbesar adalah makanan, layanan kesehatan dan mereka butuh tempat berlindung. Mereka memerlukan setidaknya beberapa selimut, beberapa atap di atas kepala mereka,” sambungnya. Petugas Bangladesh menghadang warga Rohingya di Ghumdhum, Bangladesh, (28/8). Ribuan muslim Rohingya di Rakhine, Myanmar, melarikan diri dan terjebak di perbatasan Myanmar – Bangladesh. (AP Photo/Mushfiqul Alam) Sahany mengatakan banyak yang melintas dengan luka tembak dan luka bakar. Pekerja bantuan juga melaporkan bahwa beberapa pengungsi memberikan tatapan kosong saat ditanyai. “Cukup terlihat jika orang-orang itu mendapatkan trauma,” katanya PBB telah menekan Myanmar untuk melindungi kehidupan warga sipil tanpa diskriminasi. PBB juga meminta Bangladesh untuk menerima orang-orang yang melarikan diri dari serangan balasan militer Myanmar. Rakhine Utara telah di blokade sejak Oktober tahun lalu ketika sekelompok pejuang Rohingya yang sebelumnya tidak dikenal menyergap serangkaian pos perbatasan di dalam Myanmar. Hal itu memicu sebuah respon militer yang besar, yang menyebabkan sekitar 87.000 warga Rohingya melarikan diri ke Bangladesh. Mereka membawa serta kisah-kisah mengerikan tentang pembunuhan, pemerkosaan dan desa-desa yang terbakar. PBB yakin bahwa tanggapan pemerintah Myanmar terhadap krisis dapat menyebabkan pembersihan etnis dan kejahatan terhadap kemanusiaan. Data satelit yang baru diakses oleh Human Rights Watch menunjukkan kebakaran yang meluas di setidaknya 10 wilayah di Rakhine. Pihak berwenang Myanmar mengatakan bahwa teroris ekstremis Rohingya telah menetapkan baku tembak saat berperang dengan pasukan pemerintah, sementara Rohingya telah menyalahkan tentara yang telah dituduh melakukan pembunuhan di luar hukum. SUMBER

Berita Terkait

Siswi Asal NTT Jefifi Milda Tobe Raih Beasiswa Hukum dari WHN
Tiga Anggota Gugur di Way Kanan, Polri Gelar Sholat Gaib Nasional
Pangkoarmada I dan II Resmi Berganti, TNI AL Perkuat Komando Laut
Ketum WHN Siapkan Kader Perangi Korupsi di Indonesia
Dukung Program Makan Bergizi Gratis, Kapolri Resmikan Operasional SPPG Polri
Lapas Cipinang Tebar Kebaikan Ramadan Lewat Tradisi Berbagi Takjil
Polri: Tak Ada Toleransi untuk Preman Ormas yang Hambat Dunia Usaha
Lapas Cipinang Dorong Produktivitas Warga Binaan Lewat Program Ketahanan Pangan

Berita Terkait

Selasa, 18 Maret 2025 - 15:30 WIB

Tiga Anggota Gugur di Way Kanan, Polri Gelar Sholat Gaib Nasional

Selasa, 18 Maret 2025 - 13:06 WIB

Pangkoarmada I dan II Resmi Berganti, TNI AL Perkuat Komando Laut

Senin, 17 Maret 2025 - 18:05 WIB

Ketum WHN Siapkan Kader Perangi Korupsi di Indonesia

Senin, 17 Maret 2025 - 16:21 WIB

Dukung Program Makan Bergizi Gratis, Kapolri Resmikan Operasional SPPG Polri

Minggu, 16 Maret 2025 - 09:29 WIB

Lapas Cipinang Tebar Kebaikan Ramadan Lewat Tradisi Berbagi Takjil

Berita Terbaru

Kasatgas Opsda Ketupat Seligi 2025, Dirlantas Polda Kepri, Selasa (18/3/2025) foto: Polda Kepri

Kepulauan Riau

Polda Kepri Siapkan 3.076 Personel Dalam Operasi Ketupat Seligi 2025

Rabu, 19 Mar 2025 - 08:35 WIB