Alissa Wahid, Di Media Sosial Nilai Ujaran Kebencian Semakin Menguat

Avatar of Redaksi

- Redaktur

Selasa, 28 Februari 2017

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

HARIAN MEMO KEPRI,TANJUNGPINANG — Koordinator Jaringan Gusdurian Indonesia, Alissa Wahid, mengatakan, pesan permusuhan yg beredar di media sosial semakin menguat. Menurut dia, hal ini juga menjadi pemicu tindakan di dunia nyata. “Ini musuh kami. Kami menolak ini. Ini yg sangat kuat, dan Itu muncul juga dalam tindakan. Tindakan ini direkam, divideokan, diviralkan melalui media sosial,” kata Alissa, di Hotel Bidakara, Jakarta, Senin (27/2017). Alissa menilai, ujaran kebencian mulai semakin berbahaya seandainya diikuti aksi kekerasan. Salah satunya pernah terjadi dalam sebuah video yg beredar dengan ujaran seseorang buat menangkap dan melakukan kekerasan. “Apa yg terjadi di media sosial ini berpengaruh besar. Kayak tangkap kandidat ini, potong lehernya. Sangat mengkhawatirkan karena mendorong orang melakukan kekerasan, itu yg bahaya,” ujar Alissa. Alissa menuturkan, pihaknya pernah melakukan pemantauan ujaran kebencian di media sosial. Dari minggu ketiga September hingga minggu pertama Oktober 2016, terdapat 28.000 kicauan yg mengandung kata “sesat” dan 21.000 kicauan yg mengandung kata “kafir” di Twitter. “Kalau di Facebook lebih parah. 113.000 dalam waktu tiga bulan September-November. Jadi, bayangkan kobaran permusuhan itu terus,” ujar Alissa. Sementara itu, aktivis hak asasi manusia, Todung Mulya Lubis, menilai, ujaran kebencian menguat pasca-reformasi. Menurut dia, keadaan ini tak pernah terjadi sebelumnya. Pada era demokrasi liberal tahun 1950, kata Todung, terjadi pertentangan ideologi yg tajam antara kelompok Islam dan komunisme. Meski demikian, ujaran kebencian tak berlangsung secara masif seperti yg terjadi belakangan ini. “Pada zaman reformasi ini, sentimen rasialis, anti-etnis dan agama tertentu mencapai puncak yg tak pernah kami alami sebelumnya,” kata Todung.

Sumber: kompas.com

Berita Terkait

PWI Dukung Program Rumah Bersubsidi bagi Wartawan
Lapas Cipinang Berhasil Gagalkan Penyelundupan Narkoba, Dua Petugas Terima Penghargaan
Hari Pertama Kerja Usai Libur Panjang, Lapas Cipinang Fokus Tingkatkan Pelayanan
WHN Desak Pemulangan 4 ABK Indonesia Terlantar di Senegal
Indonesia Kirim Tim INASAR untuk Bantu Korban Gempa Myanmar
Hari Raya Nyepi, WHN Ingatkan Pentingnya Keberagaman dan Solidaritas
WHN Apresiasi Kemenangan Timnas Indonesia atas Bahrain
Kontribusi Sponsorship Sukseskan Santunan 114 Anak Yatim di Panti Asuhan Al Munjin
Tag :

Berita Terkait

Rabu, 16 April 2025 - 23:05 WIB

PWI Dukung Program Rumah Bersubsidi bagi Wartawan

Senin, 14 April 2025 - 16:18 WIB

Lapas Cipinang Berhasil Gagalkan Penyelundupan Narkoba, Dua Petugas Terima Penghargaan

Selasa, 8 April 2025 - 21:29 WIB

Hari Pertama Kerja Usai Libur Panjang, Lapas Cipinang Fokus Tingkatkan Pelayanan

Selasa, 8 April 2025 - 15:46 WIB

WHN Desak Pemulangan 4 ABK Indonesia Terlantar di Senegal

Selasa, 1 April 2025 - 23:05 WIB

Indonesia Kirim Tim INASAR untuk Bantu Korban Gempa Myanmar

Berita Terbaru

Pelaksanaan MTQH tingkat Tanjungpinang beberapa waktu lalu, Senin (19/5/2025) foto: Indrapriyadi

Tanjungpinang

Lis Darmansyah Sambut Baik STQH Kepri 2025 di Tanjungpinang

Senin, 19 Mei 2025 - 17:24 WIB

Pihak Kepolisian mengungkap kasus penganiayaan terhadap seorang teman, Senin (19/5/2025) foto: Polres Bintan

Hukum dan Kriminal

Teman Jadi Lawan: Pria di Bintan Nekat Aniaya karena Masalah Sepele

Senin, 19 Mei 2025 - 15:19 WIB