Tanjungpinang – Ratusan warga asal Afghanistan melakukan aksi unjuk rasa yang sekian kalinya untuk memastikan nasib mereka saat ini yang sudah 10 tahun berada di Indonesia. Khususnya di Tanjungpinang Provinsi Kepri.

Ditengah terik matahari mereka tidak menyurutkan aksinya dengan berjalan kaki dari arah kilometer 9 jalan DI Panjaitan menuju Lapangan Pamedan. Sebelumnya mereka juga pernah melakukan aksi dengan berjalan kaki ketika hujan deras menuju Jln Peralatan Km 7 kantor UNHCR ( United Nations High Commissioner For Refugees ) / Komisioner Tinggi PBB untuk pengungsi atau Komisariat Tinggi urusan pengungsi PBB untuk menuntut haknya selama berada di Indonesia.

Pengungsi telah berada disini lebih dari 9 tahun hidup dengan banyak kondisi yang sulit seperti masalah fisik, masalah kesehatan mental dan proses pemukiman kembali yang super lambat dari UNHCR.

Ini yang disampaikan para pendemo asal Afganistan, pengungsi Hazara dari Afganistan, karena perang, genosida dan diskriminasi yang terjadi di Afganistan maka mereka melarikan diri dari tanah air nya untuk mencari tempat yang damai.

“Kami berada di negara kalian yang indah bukan untuk mencari tunjangan bulanan, makanan, piknik atau pekerjaan,” terang para pendemo yang di tulis dalam bahasa Indonesia, Senin ( 22/11 )

Sementara pihak UNHCR, Melisa selaku manajer sulit di temukan dan di hubungi. Dan di ketahui kantor UNHCR yang berada di jalan Peralatan Km 7 tidak memiliki plang selayaknya kantor.

Mereka merasa UNHCR telah menyandera kami di sini, untuk itu kami mengadakan aksi unjuk rasa damai untuk menekan UNHCR supaya mempercepat proses pemukiman kembali kami ke negara ketiga.

” Karena di Afghanistan kami masih mempunyai keluarga yang setiap hari terancam nyatanya oleh keberadaan Taliban dan ISIS di Afganistan,” lanjut mereka dalam tulisan isi hati para pendemo.

Sebelumnya Abdul Hakim salah seorang Pendemo mengutarakan kita di sini mau minta kejelasan masa depan kami karena sudah 10 tahun di sini dalam 10 tahun sudah 15 orang yang bunuh diri serta tidak ada yang bertanggung jawab.

“Kita mau UNHCR berikan penjelasan kepada kami, ini sudah sekian kalinya kami lakukan demo tapi tidak ada juga yang bertanggung jawab. Oleh karena itu kami memohon maaf kepada pemerintah Indonesia atas aksi kami, ” ungkap Hakim

Akibat dari pendemo tersebut, kondisi lalu lintas mengalami kemacetan, dan para pendemo juga mulai Km 9 hingga ke Pamedan didampingi pihak kepolisian dan pihak imigrasi.