Tanjungpinang – Kasus pasien aktif covid-19 nihil di Tanjungpinang untuk pertama kalinya.Meskipun demikian, pemerintah masih menerapkan 3T yaitu tracking, testing dan treatment serta menghimbau kepada masyarakat untuk tetap menerapkan protokol kesehatan guna menjaga stabilitas capaian ini.

Hal itu disampaikan oleh Kepala Dinas Kesehatan Tanjungpinang, Elfiani Sandri mengatakan bahwa ini merupakan kali pertama Tanjungpinang tidak ada pasien aktif covid-19.

“Jadi saat ini nol kasus aktif di Tanjungpinang, beberapa hari lalu masih ada satu pasien yang sedang di rawat di Rumah Sakit tapi dari hasil evaluasi nya tadi pasien tersebut sudah dinyatakan sembuh,”ungkap Kadinkes di Kantor DPRD Tanjungpinang, Selasa (23/11) Malam.

Selain itu juga, membatasi mobilitas (perpindahan atau perjalanan) dan juga meningkatkan herd Immunity, maka diminta kepada masyarakat yang belum melakukan vaksinasi diharapkan menyelesaikan vaksinasi kedua.

“Pandemi ini kan belum usai oleh karena itu kami menghimbau kepada masyarakat untuk tetap menerapkan protokol kesehatan serta menjalankan 5 M. Ketika kita ada upaya mencegah dan membentengi diri dengan meningkatkan kekebalan, mudah-mudahan dapat teratasi kasus Covid ini,” terangnya.

Berdasarkan data saat ini pencapaian vaksinasi di Kota Tanjungpinang untuk usia di atas 18 sebesar 87 persen, pelajar diusia 12 sampai 17 tahun sebanyak 90 persen serta lansia mencapai 86 persen.

“Vaksinasi yang setiap hari dilaksanakan baik dari puskesmas maupun klinik TNI dan Polri, dan juga vaksinasi secara door to door selama 2 Minggu terakhir ini dilakukan untuk membantu masyarakat yang sekiranya memiliki keterbatasan atau halangan dalam menuju titik-titik vaksinasi,” pungkasnya.

Sisi lain Kadinkes Kota juga mendukung pemerintah pusat dimana pada tanggal 24 Desember nanti penerapan PPKM level III akan diberlakukan seluruh Indonesia dalam mencegah terjadinya kluster baru.

” Saya melihat itu strategi salah satu upaya pemerintah untuk membatasi mobilitas. Kita tahu PPKM level III ada pembatasan pergerakan masyarakat baik bepergian keluar maupun membatasi kerumunan supaya tidak terjadi lonjakan kasus, ” tutur Elviani Sandri.