HARIANMEMOKEPRI.COM —Bundo Kanduang atau Bunda Kandung/ibu kandung merupakan julukan bagi perempuan Minangkabau yang dituakan dalam suatu suku (klan)sebutan Bundo Kanduang hanya diberikan kepada perempuan yang sudah berkeluarga.
Bundo Kanduang secara makna adalah pemimpin bagi wanita di Minangkabau dengan sosok perempuan bijaksana sehingga membuat adat Minangkabau lestari sejak zaman sejarah Minanga Tamwan hingga zaman adat Minangkabau. Tapi istri para datuk terkadang disebut juga Bundo Kanduang untuk setiap tingkatan klan atau suku.
Baca Juga: Ruangan Karaoke VIP Nomor 604 di Clasix PUB dan KTV Terbakar, Diduga Akibat Konsleting Listrik
Dalam sejarahnya Bundo Kanduang banyak sebagian pendapat menyatakan bahwa gelaran Bundo Kanduang diberikan kepada Dara Jingga seorang putri dari raja Tribuana Mauliamarwadewa yang dinikahi oleh seorang bangsawan Kerajaan Singasari pada waktu ekspedisi Pamalayu, namun pendapat ini tidak memiliki bukti yang kuat.
Di Lunang, Pesisir Selatan Sumatra Barat sekarang, ada Mande Rubiah yang diklaim sebagai keturunan Bundo Kanduang yang ketujuh. Sementara itu di Kabupaten Lebong, Renah Sekalawi, seluruh rakyat Marga Suku VIII dan Marga Suku IX, keduanya pecahan dari Petulai Tubei, menuliskan dalam tembo-tembonya secara turun temurun nama rajo mudo yang bermenantukan kemenakannya Dang Tuanku Sutan Remendung sebagai menantunya dengan menikahi putrinya Puti Bungsu setelah melewati pertempuran dengan Imbang Jayo dalam kisah Cindur Mato.
Tinggalkan Balasan