Hukum Mencium Tangan Kepada Ulama dan Orang Tua

Avatar of Administrator

- Redaktur

Minggu, 19 Maret 2017

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Saat ini sedang heboh mengenai hukum mencium tangan kepada para ulama maupun orang tua. Bahkan sampai dikatakan bahwa mencium tangan itu adalah hal yang berlebih-lebihan dalam skala “menghormati”. Benarkah demikian? Hukum mencium tangan ulama, guru dan kerabat yang lebih tua adalah sunnah dan dianjurkan sebagaimana yang dilakukan oleh para sahabat pada baginda nabi berdasarkan hadits dengan sanad yang shahih. “Dan disunahkan mencium tangan orang yang masih hidup karena kebaikannya dan sejenisnya yang tergolong kebaikan-kebaikan yang bersifat ‘diniyyah’ (agama), kealimannya, kemuliaannya sebagaimana yang dilakukan oleh para sahabat pada baginda nabi Muhammad shallallaahu alaihi wa sallam dalam hadits riwayat Abu Daud dan lainnya dengan sanad hadits yang shahih. Dan dimakruhkan mencium tangan seseorang karena kekayaannya atau lainnya yang bersifat duniawi seperti lantaran butuh dan hajatnya pada orang yang memiliki harta dunia berdasarkan hadits “Barangsiapa merendahkan hati pada orang kaya karena kekayaannya hilanglah 2/3 agamanya”. [Asnaa al-Mathaalib III/114] Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dalam Sunannya (juz II halaman 523, hadits nomor 524,) dan Imam Thabrani dalam al-Mu’jam al-Ausathnya (juz I halaman 424, hadits nomor 425, maktabah syamilah), Sanad dan matannya sebagai berikut (al-Mu’jam al-Ausath) : “Telah menceritakan kepada kami, Ahmad bin Khulaid, berkata, telah menceritakan kepada kami, Muhammad bin Isa ath-Thabba’, berkata, telah menceritakan kepada kami Abdurrahman al-A’naq, dari Ummu Aban bin al-Wazi’ bin al-Zari’, dari kakeknya, al-Zari’ dan beliau menjadi salah satu delegasi suku Abdil Qais, beliau berkata: Ketika sampai di Madinah kami bersegera turun dari kendaraan kami, lalu kami mengecup tangan dan kaki Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam“. Atas dasar hadits ini, para ulama mensunnahkan mencium tangan para habaib, para kiyai, para ustadz dan para guru serta orang-orang yang kita hormati. Imam Nawawi berkata dalam kitab Raudhoh juz X halaman 36, cetakan al-Maktab al -Islami tahun 1412 H -1991 M berkata: “Adapun mencium tangan, jika karena kezuhudan dan kesalehan orangnya, atau karena ilmunya, atau mulianya, atau karena dia menjaga perkara keagamaan, maka hukumnya MUSTAHAB (disunnahkan). Dan apabila karena dunianya, kekayaannya dan kepangkatannya dan sebagainya, maka hukumnya sangat MAKRUH”. As-Samhudi dalam Wafa’ al-Wafa mengutip dari al-Imam al-Hafizh Ibn Hajar al-‘Asqolani, bahwa beliau berkata: “Al-Hafizh Ibn Hajar mengatakan- bahwa sebagian ulama mengambil dalil dari disyari’atkannya mencium hajar aswad, kebolehan mencium setiap yang berhak untuk di agungkan; baik manusia atau lainnya, -dalil- tentang mencium tangan manusia telah dibahas dalam bab Adab, sedangkan tentang mencium selain manusia, telah dinukil dari Ahmad ibn Hanbal bahwa beliau ditanya tentang mencium mimbar Rasulullah dan kuburan Rasulullah, lalu beliau membolehkannya, walaupun sebagian pengikutnya meragukan kebenaran nukilan dari Ahmad ini. Dinukil pula dari Ibn Abi ash-Shaif al-Yamani, -salah seorang ulama madzhab Syafi’i di Makkah-, tentang kebolehan mencium Mushaf, buku-buku hadits dan makam orang saleh. Kemudian pula Ath-Thayyib an-Nasyiri menukil dari al-Muhibb ath-Thabari bahwa boleh mencium kuburan dan menyentuhnya, dan dia berkata: Ini adalah amaliah para ulama saleh” . Wallohu A’lam. (ust. Abu Nawas, S.Ag, Sabtu, 19/2017)      

Baca Juga :  Hukum Jual Beli Online Menurut Syariat Islam

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Berita Terkait

Kemenag Tanjungpinang Rayakan Hari Amal Bakti Dengan Syukuran dan Berbagi
Ustadz Hariyun Sagita Terpilih Sebagai Ketua FKM Tanjungpinang Periode 2025-2030
Bangun Generasi Agamis, Desa Mepar Gelar Bersholawat
Semangat Kebersamaan Perayaan Natal di Tanjungpinang
Habib Husein Ja’far, Tabligh Akbar Bawa Berkah Untuk Bintan
PC Muslimat dan Fatayat NU Tanjungpinang Peringati Maulid Nabi Muhammad SAW 1446 H
Para Mubaligh se Tanjungpinang Ikuti Pelatihan Khatib Profesional
MT Al Ikhlas Kenangan Jaya 6, Ikut Pengajian BKMT

Berita Terkait

Rabu, 15 Januari 2025 - 21:06 WIB

Kemenag Tanjungpinang Rayakan Hari Amal Bakti Dengan Syukuran dan Berbagi

Minggu, 5 Januari 2025 - 16:41 WIB

Ustadz Hariyun Sagita Terpilih Sebagai Ketua FKM Tanjungpinang Periode 2025-2030

Selasa, 31 Desember 2024 - 15:37 WIB

Bangun Generasi Agamis, Desa Mepar Gelar Bersholawat

Rabu, 25 Desember 2024 - 17:16 WIB

Semangat Kebersamaan Perayaan Natal di Tanjungpinang

Minggu, 24 November 2024 - 23:35 WIB

Habib Husein Ja’far, Tabligh Akbar Bawa Berkah Untuk Bintan

Berita Terbaru