HarianMemoKepri.com, Sport – Striker Arema FC Cristian Gonzales ditunjuk PSSI sebagai asisten pelatih Timnas U-19 mendampingi Bima Sakti sebagai caretaker. Mantan pemain Timnas Indonesia Kurniawan Dwi Yulianto mempertanyakan keputusan PSSI tersebut. Untuk bisa menjabat sebagai seorang pelatih maupun asisten pelatih ada prosedur persyaratan yang harus diikuti, termasuk syarat lisensi kepelatihan. “Saya ucapkan selamat buat coach Bima dan Gonzales. Good luck, selamat bekerja. Tapi, ini juga pasti jadi pertanyaan banyak pihak, apa pertimbangan menjadikan Gonzales sebagai asisten pelatih. Kami mau tau juga,” kata Kurniawan, Jumat (24/2017). “Karena setahu kami, semua pelatih dan asisten pelatih punya lisensi. Dia (Gonzales) kan belum punya lisensi kepelatihan. Apa tugas dia mengurusi aspek teknik dan strategi juga? Atau seperti apa?” ungkapnya Kurniawan yang akrab disapa Si Kurus ini menambahkan, ada standarisasi yang dipatok untuk bisa menjadi seorang asisten pelatih. Kurniawan mengingatkan bahwa apa yang dia pertanyakan bukan merujuk pada rasa suka atau tidak suka terhadap seseorang. Pasalnya, pemilihan seorang asisten pelatih yang dianggap belum memiliki lisensi kepelatihan tidak sejalan dengan program PSSI yang tengah gencar mengajak para mantan pemain senior untuk mengikuti lisensi kepelatihan, baik itu A AFC, B AFC maupun C AFC. “Bisa dijelaskan pertimbangannya apa? Sesuaikah dengan prosedur atau ada pertimbangan lain? Apa tanpa lisensi dibolehkan jadi asisten pelatih?” ujarnya. Kurniawan menyatakan dirinya tetap akan mendukung kiprah Timnas Indonesia U-19 terlepas dari siapapun sosok yang ditunjuk mengisi kursi pelatih. “Siapapun pelatihnya pasti harus yang memahami sepak bola Indonesia, filosofi sepak bola Indonesia, visi misinya harus jelas dan harus punya rencana ke depannya untuk Timnas U-19,” katanya. Sementara itu, Wakil Ketua Umum PSSI Joko Driyono ketika dikonfirmasi menjelaskan Gonzales dipilih sebagai asisten karena bisa menjadi inspirasi bagi pemain muda. “Gonzales bisa menjadi role model secara langsung memotivasi para pemain junior. Ini merupakan keinginan PSSI,” kata Joko Driyono,Kamis (23/2017). Kendati sudah menginjak usia 41 tahun, Gonzales masih sanggup tampil di level tertinggi. Ia mampu bermain selama 90 menit meski hanya bisa mengoleksi sembilan gol di Liga 1 2017. Pemain kelahiran Uruguay ini tercatat meraih gelar pencetak gol terbanyak Liga Indonesia sebanyak empat edisi. Total 173 gol yang berhasil dikoleksinya. Ia memutuskan untuk menjadi warga negara Indonesia pada tahun 2010 dan sempat menjadi langganan di Timnas Indonesia. “PSSI punya program untuk El Loco agar bisa naik jenjang sebagai pelatih dan diformulasikan dengan Direktur Teknik, Danur Windo, dan pelatih Timnas Luis Milla,” tutur Joko.(CR003/CNN)