HARIANMEMOKEPRI.COM — SMP Negeri 6 Pemalang mengadakan Program Pemulihan Pembelajaran diprakarsai Balai Besar Penjamin Mutu Pendidikan (BBPMP) Provinsi Jawa Tengah, dengan metode literasi dan interaksi langsung kepada siswa, Jumat ( 27/9/2024).

Dukungan pemulihan pembelajaran melalui penguatan literasi dilakukan melalui 5 strategi yaitu program buku bacaan bermutu, perencanaan berbasis data, program guru penggerak, program kampus mengajar, dan Kemitraan dengan mitra Pembangunan.

Kegiatan seperti ini dapat mendukung perkembangan anak agar siap bersekolah (school-ready) dan membangun rasa gemar membaca dan berliterasi.

Heru Priambodo, BBPMP Jawa Tengah, ketika dikonfirmasi mengatakan, bahwa kegiatan supervisi program pemulihan
merupakan proses pengawasan dan pembinaan yang dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan dan pembelajaran di sekolah.

“Beberapa tujuan dari kegiatan supervisi literasi dan interaksi pendidikan diantaranya, meningkatkan kesadaran guru dan warga sekolah lainnya terhadap tata kerja yang demokratis dan kooperatif,”

“Membantu guru untuk mengevaluasi aktivitasnya dalam konteks tujuan aktivitas perkembangan peserta didik meningkatkan profesionalisme guru,” tutur Heru.

Lebih lanjut dirinya mengatakan, pembelajaran yang berkualitas hanya dapat dilaksanakan oleh guru yang berkualitas. Salah satu kegiatan penting dalam rangka pemberdayaan dan peningkatan kualitas guru adalah pengawasan kepada guru.

Di lokasi yang sama, Kepala SMP Negeri 6 Pemalang Purwaningsih mengatakan, dengan dilakukannya kegiatan pemulihan pembelajaran ini diharapkan berdampak pada peningkatan indeks rapor pembelajaran di satuan pendidikan.

“Dengan dukungan dari komite sekolah dan supervisi dari pengawas diharapkan dapat memaksimalkan pemanfaatan buku bacaan di satuan pendidikan, mewujudkan lingkungan sekolah kaya literasi,”

“Mewujudkan perpustakaan sekolah yang nyaman dan menarik bagi siswa dan membuat berbagai kegiatan yang mendukung peningkatan literasi siswa,” katanya.

Ketertinggalan pembelajaran mempunyai indikasi di antaranya ketika peserta didik kesulitan untuk memahami kompetensi yang dipelajari sebelumnya,

Ketika mereka tidak mampu menuntaskan pembelajaran
di jenjang kelas, atau ketika peserta didik mempunyai kompleksitas permasalahan karena tidak mampu menguasai pembelajaran di setiap jenjang.