Tanjungpinang – Walikota Tanjungpinang Hj Rahma SIP menghadiri pelantikan Pengurus Nahdatul Wathan Diniyah Islamiyyah periode 5 tahun kedepan 2021 – 2026.

Dalam sambutannya Rahma menjelaskan pada hari ini bertambah satu majelis yang luar biasa oleh karena itu mudah-mudahan kita mendapatkan ilmu pengetahuan luas tentunya harus diberikan pondasi agama iman dan taqwa yang kuat.

” Saya bangga Tanjungpinang sebagai ibukota provinsi oleh karena itu mari berjuang bersama karena kondisi pada hari ini para pemimpin dituntut bisa bekerja keras serta berjuang bagi masyarakat di tengah pandemic covid-19 terutama pengendalian sektor ekonomi. Mari kita bergotong royong bahu membahu bersama dan saling menjaga khususnya saling menghargai bagi kita semua, ” ujar Rahma di Hotel CK and Convention, Selasa ( 08/02 ).

Ketua umum PB NWDI TGB ( Tuan Guru Bajang ) Dr KH Muhammad Zainul Majdi MA mengungkapkan Nahdatul Wathan maknanya kebangkitan tanah air jadi manusia sebagai individu banyak kekurangannya sehingga jika kita bersama kita akan lebih kuat.

” Dalam keorganisasian tidak boleh sendirian kita bisa lemah ini mengharuskan bergerak bersama. banyak tujuan kita dalam berorganisasi tidak lain dan tidak bukan untuk mendapatkan keberkahan ridho Allah SWT, sebagaimana yang dijelaskan dalam Al Qur’an jangan sampai kita terpecah belah jika terpecah belah maka akan hilang kewibawaan maka perlunya bergandengan tangan bersama dalam menjaga NKRI pandai pandailah kita bersaudara dan bersinergi dengan pemerintah,” jelasnya dihadapan para pengurus yang telah dilantik.

Sementara itu Ketua Umum PW NWDI Prov Kepri Azis Kasim Djou mengatakan ini merupakan perjuangan dari Maulana Syaikh yang telah dirintis sejak jauh hari, pada hari dengan semangat yang sama dengan berlandaskan iman dan taqwa dengan mengembangkan umat beragama baik agama, pendidikan, sosial dan dakwah di Provinsi Kepri

” Kalau program jangka pendek dalam tahun ini di beberapa Pondok pesantren akan dijadikan sebagai madrasah Aliyah kemudian dua tahun kedepan kita sudah merencanakan universitas/perguruan tinggi. Sedangkan kegiatan mingguan sudah berjalan sehingga masyarakat tidak perlu lagi jauh – jauh masuk pesantren, kalau dulu anak diberangkatkan jauh tapi sekarang guru yang diberangkatkan dari jauh untuk dekat dengan anak, ” ungkap Azis.