Menkes juga menyampaikan apresiasi kepada jajaran RSUD RAT dengan dokter spesialis yang ada, di mana pada beberapa daerah belum tersedia layanannya.

“Di beberapa daerah Dokter Spesialis Jantung ada, namun Dokter Spesialis Saraf tidak ada. Saya agak heran di sini sudah ada. Tadi ketemu kan, tadi ternyata ibu-ibu itu yang kena stroke, ngga bisa di Batam, bayangkan di Batam aja ngga bisa nanganin stroke bisa di Tanjungpinang,” tambah Menkes Budi.

Sebelumnya Gubernur Ansar memaparkan kesehatan merupakan salah satu tugas wajib pemerintah daerah yang mandatori.

Ansar menjelaskan tahun 2024 lebih dari 12 persen APBD Kepri yang dialokasikan untuk pembangunan di Bidang Kesehatan dari 10 persen yang diwajibkan.

“Termasuk ngurusin rumah sakit di Kepri dan membantu rumah sakit di Kabupaten Kota se-Kepri. Wajar pemerintah pusat memberikan perhatian, karena provinsi Kepri merupakan teras negara” ungkapnya.

Ansar pun mengungkapkan rasa syukurnya atas suksesnya pelaksanaan Operasi Bedah Pintas Arteri Koroner (bypass) dan Neurointervensi di RSUD RAT.

“Saya kira ini kemajuan yang luar biasa. Bayangkan biasanya kalau seperti ini akan diboyong ke Jakarta. Maka menjadi beban yang menumpuk juga di rumah sakit-rumah sakit di Jakarta” tuturnya.

Sebagai informasi, RSUD RAT Provinsi Kepri juga sebelumnya telah sukses melaksanakan proctoring catheterisasi jantung pada Februari 2024.

Sebagaimana diketahui operasi bedah pintas arteri koroner (bypass) hadir sebagai solusi bagi pasien dengan penyumbatan arteri yang parah, membantu memperbaiki aliran darah ke otot jantung dan mencegah serangan jantung yang mematikan.

Sementara itu, Layanan neurointervensi merupakan tindakan operasi minimal invasif di bidang neurologi (penyakit saraf) untuk mendiagnosis dan mengobati berbagai penyakit saraf, terutama yang berkaitan dengan pembuluh darah otak, leher, dan medula spinalis.