Prilly merasa sifat ini membuatnya tampak selalu bahagia di mata orang lain, meski kenyataannya tidak demikian. Ia mengakui bahwa cenderung memendam masalahnya sendiri, dan hal ini juga dialami oleh Tari dalam film. Prilly bercerita bahwa meski terlihat ceria, di balik itu ia sering merasa stres dan lelah secara mental.

Kebiasaan menahan semua beban sendirian ini bahkan berdampak pada kesehatan fisiknya, hingga beberapa kali ia harus dirawat di rumah sakit. Seperti Tari yang mencari cara untuk meredakan emosinya, Prilly juga punya cara tersendiri untuk menghadapi tekanan. Salah satu pelariannya adalah pergi ke laut untuk mencari ketenangan.

Namun, ia menyadari bahwa tindakan ini tidak sepenuhnya membantu, dan justru bisa membahayakan kesehatan mental dan fisiknya. Prilly berbagi bahwa seiring waktu ia mulai belajar untuk terbuka kepada orang-orang terdekatnya. Langkah pertama yang ia ambil adalah mulai berbagi dengan orang tuanya, bercerita ketika merasa lelah dan butuh pelukan.

Meski terasa canggung di awal, Prilly menyadari bahwa berbagi dengan orang-orang terdekat dapat memberikan bantuan emosional yang sangat berarti. Pada akhirnya, Prilly mengajak semua orang untuk tidak terlalu keras pada diri sendiri. Ia menekankan bahwa tidak apa-apa untuk menunjukkan sisi lemah, menangis, atau meminta bantuan kepada orang yang dipercaya.