HARIANMEMOKEPRI.COM — Ribuan ton buah semangka dari luar Provinsi Kepri membanjiri sejumlah pasar di Provinsi Kepri.

Akibatnya petani lokal saat ini sedang memasuki masa panen terancam bangkrut. Tidak terkecuali petani lokal di Kabupaten Bintan hingga Batam.

Salah satu petani di Kabupaten Bintan, Udin mengaku bahwa harga jual semangka dikawasan petani sangat rendah.

Hal tersebut lantaran para pengepul lebih memilih semangka luar Kepri dibandingkan dengan petani lokal.

“Harga jual kita di pengepul saat ini betul-betul mengancam kita. Sebab, harga produksi kita tidak sebanding dengan harga jual,” terang Udin, Selasa (3/9/2024).

Selain petani semangka di Kawal, sejumlah petani lainnya di Kabupaten Bintan, seperti di Teluk Bakau, Malang Rapat, hingga Busung merasakan hal yang sama.

“Terancam bangkrut bang. Mohon disampaikan kepada pemerintah Provinsi Kepulauan Riau, agar Dinas terkait melarang semangka luar Kepri masuk. Sebab di Kepri sendiri produksi semangka sangat-sangat cukup,” ujarnya.

Sementara Analis Pasar Hasil Pertanian Ahli Muda, Bidang Tanam Pangan Hortikultura Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Bintan, Padil mengatakan bahwa petani semangka Bintan bisa memproduksi Ribuan Ton.

Tahun 2023 lalu Petani Bintan berhasil memproduksi 732,76 Ton, dengan rincian Bintan Utara 36 ton, Seri Kuala Lobam 202 ton, Gunung Kijang 493, 8 ton, Tambelan 0.965 ton.

“Sementara untuk produksi petani Bintan di tahun 2024 dari Januari -Juli 2024, Petani semangka berhasil memproduksi 773,500 ton,” jelas Padil.

Dewan Pimpinan Wilayah Gerbang Tani Provinsi Kepulauan Riau membenarkan jika sejumlah komoditas luar Kepri masuk menjelang musim panen mengancam petani lokal.